Halo semua! Kali ini saya ingin berbagi tentang pembelajaran berbasis 4C yang seru banget untuk diterapkan di sekolah dasar. Materi ini saya dapatkan ketika mengikuti BEST (Be Excelent School by Training) di Kampus 2 LPI Sabilillah Malang  dengan pemateri yang sangat luar biasa hebat yaitu Ibu Imro'atul Mufidah,S.Pd.M.Pd. Yuk, simak selengkapnya!
Apa Itu 4C?Â
Pendekatan pembelajaran 4C mengajarkan empat keterampilan penting di abad ke-21, yaitu:
1. Critical Thinking (Berpikir Kritis) yaitu melatih siswa menganalisis informasi, memahami hubungan sebab-akibat, dan membuat keputusan berdasarkan data.
2. Creativity (Kreativitas) yaitu membuka kesempatan untuk berpikir out of the box, menciptakan ide baru, dan menyelesaikan masalah dengan cara inovatif.
3. Collaboration (Kolaborasi) yaitu melibatkan kerja sama dengan orang lain, saling menghormati, berbagi tanggung jawab, dan mencapai tujuan bersama.
4. Communication (Komunikasi) yaitu mengasah kemampuan siswa menyampaikan ide secara lisan dan tulisan, sekaligus mendengarkan dan merespons dengan baik.
Pentingnya pembelajaran berbasis 4C di Sekolah Dasar yaitu menanamkan keterampilan 4C sejak dini yang mana dapat membantu siswa menghadapi tantangan masa depan. Mereka menjadi lebih adaptif, kreatif, serta mampu berpikir logis dan sosial. Dengan pendekatan ini, pengalaman belajar siswa jadi lebih praktis dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Adapun beberapa cara asyik untuk menerapkan 4C di sekolah dasar adalah sebagai berikut:
1. Proyek Kolaboratif
Siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan proyek seperti kampanye kebersihan sekolah.
2. Diskusi Kelompok
Siswa berdiskusi memecahkan masalah, memicu keterampilan berpikir kritis dan berbicara di depan umum.
3. Aktivitas Kreatif
Seni, permainan, eksperimen, atau lomba yang mendorong kreativitas.
4. Kerja Sama Tim
Mengajak siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk berbagi ide dan berdiskusi.
Berikut contoh Rencana Pembelajaran (RPP) sederhana berbasis 4CÂ
Tema: LingkunganÂ
Mata Pelajaran: IPAÂ
Kelas/Semester: IV/2Â
Alokasi Waktu: 2 x 35 menitÂ
A. Kompetensi Dasar (KD)Â
Siswa memahami pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan membuat langkah untuk melakukannya.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)Â
Siswa mengidentifikasi masalah lingkungan di sekolah (Berpikir Kritis), membuat rencana aksi (Kreativitas), bekerja sama dalam kelompok (Kolaborasi), dan mempresentasikan hasil (Komunikasi).
C. Tujuan PembelajaranÂ
Siswa mampu mengenali masalah lingkungan, menyusun solusi kreatif secara kelompok, dan menyampaikan hasil mereka.
D. Metode PembelajaranÂ
Diskusi kelompok, proyek, dan presentasi.
E. Media dan AlatÂ
Kertas karton, alat tulis, gambar lingkungan.
F. Langkah-langkah PembelajaranÂ
1. Pendahuluan (10 menit)Â
Guru membuka pelajaran dengan tanya-jawab tentang lingkungan sekolah. Apa yang mereka lihat? Masalah apa yang ada? Guru menjelaskan pentingnya menjaga lingkungan.
2. Kegiatan Inti (50 menit)Â
a. Berpikir Kritis, Siswa berdiskusi dalam kelompok kecil tentang masalah lingkungan di sekolah seperti sampah berserakan.
b. Kreativitas, Siswa membuat solusi kreatif seperti program penghijauan atau lomba kebersihan.
c. Kolaborasi, Mereka membuat poster atau rencana kerja.
d. Komunikasi, Kelompok mempresentasikan rencana mereka.
3. Penutup (10 menit)Â
Guru memberi umpan balik, merangkum kegiatan, dan mengajak siswa merealisasikan rencana.
G. PenilaianÂ
Meliputi partisipasi diskusi, kerja sama, hasil karya (poster/rencana), dan presentasi di kelas, dengan rubrik berbasis 4C.
Selain itu, supaya pembelajaran 4C makin seru ada beberapa model pembelajaran yang cocok diterapkan seperti berikut ini:
a. Project-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)Â
Model ini mengajak siswa menyelesaikan proyek nyata dalam kelompok dari merancang sampai menunjukkan hasil. Ini mengasah keterampilan berpikir kritis, kerja sama, dan komunikasi mereka.
b. Problem-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)Â
Siswa dihadapkan dengan masalah dan ditantang mencari solusinya. Misalnya masalah kebersihan di sekolah. Hasilnya? Mereka jadi makin kreatif, kritis, dan kompak.
c. Collaborative Learning (Pembelajaran Kolaboratif)Â
Siswa belajar dalam kelompok kecil, berbagi tanggung jawab, dan belajar komunikasi yang efektif. Suasana kelas jadi penuh kerja sama.
d. Inquiry-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Inkuiri)Â
Model ini mengajak siswa bertanya, investigasi, dan eksplorasi sendiri, dengan bimbingan guru. Rasa ingin tahu mereka makin terasah.
e. Design ThinkingÂ
Cocok banget buat mengasah kreativitas! Dari observasi, ide, membuat prototipe, sampai tes solusi, siswa jadi "desainer solusi" yang inovatif.
f. Flipped Classroom (Kelas Terbalik)Â
Siswa belajar materi di rumah (video/bahan bacaan) dan di kelas, mereka diskusi serta praktek. Jadi lebih hidup dan nggak membosankan.
g. Role-Playing (Bermain Peran)Â
Siswa berperan sebagai karakter dalam skenario. Mereka belajar empati, komunikasi, dan kerja sama.
h. Experiential Learning (Pembelajaran Berbasis Pengalaman)Â
Lewat kunjungan lapangan, eksperimen, atau simulasi, siswa belajar dari pengalaman langsung.
i. Brainstorming SessionsÂ
Sesi ini mengajak siswa mengumpulkan ide tanpa takut dihakimi, jadi makin kreatif dan percaya diri.
Jadi, pembelajaran berbasis 4C itu nggak cuma bikin siswa pintar teori saja tapi juga jadi pribadi kreatif, kritis, kompak, dan komunikatif. Bapak Ibu guru siap mencobanya? TENTU
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H