Gunung Api Banda termasuk gunung api yang paling aktif dibandingkan dengan gunung api lainnya yang terdapat dalam Busur Kepulauan Gunung api di Laut Banda.
Dalam kurun waktu 4 abad terakhir ini terjadi 24 kali letusan. Ada 4 peristiwa letusan yang menimbulkan korban jiwa, yaitu tahun 1598, 1615, 1690 dan 1988.
Ketika pendudukan VOC, gunung ini mengalami peningkatan aktivitas dan menimbulkan kerugian-kerugian yang signifikan.
Tercatat Gunung Api Banda mengalami erupsi skala VEI 3 pada tahun 1586, 1579, 1609, 1615, 1683, dan 1690. Setelah itu hanya sekali pada tahun 1988 di era kemerdekaan.
Periode letusan Gunung Api Banda ini berkisar 1-80 tahun, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Beberapa kejadian erupsi yang terdokumentasi sebagai berikut :
Pada tahun 1568 tepatnya tanggal 7 April terjadi letusan di puncak, kemudian diperiode tahun 1598 -- 1602 terjadi letusan di puncak, jumlah korban tidak dilaporkan, hanya saja terjadi kerusakan lahan.
Di tahun 1609 Gunung Api kembali meletus, kejadian ini terjadi di tahun yang sama dengan awal Perang Banda (perang antara rakyat Banda dengan VOC) yang mengakibatkan tewasnya pimpinan VOC di Banda, yaitu Admiraal Pietersoon Verhouven dan puluhan serdadunya.
Letusan terjadi lagi pada bulan Maret 1615 setelah masa tenang selama 6 tahun. Pada waktu itu Gubernur Jenderal VOC II - Gerard Reynst sedang dalam pelayaran dari Ambon ke Banda Neira untuk sebuah ekspedisi dan tiba pada tanggal 16 Maret.
Letusan terjadi sebelum tanggal 16 Maret, selain merusak lingkungan terdapat juga korban jiwa, namun tidak tercatat berapa jumlahnya.