Gunung Api Banda ini dikenal juga dengan nama lokal "Lewerani", namun pada beberapa peta tua yang dibuat oleh Belanda, nama gunung ini ditulis dengan nama "Ganafus".
Dalam Hikayat Banda (sebuah literatur tua yang menceritakan tentang keadaan Banda di masa lalu), gunung ini disebut dengan nama "Boi Ijang".
Pemerintah melalui PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) secara resmi menyebut dengan nama "Gunung Banda Api".
Apapun namanya, yang pasti gunung ini lebih familiar dengan sebutan "Gunung Api" atau "Gunung Api Banda" atau "Gunung Banda", begitupun dalam tulisan ini Penulis menyebut dengan nama yang sama.
https://magma.esdm.go.id/Â ada 127 Gunung Berapi di Indonesia yang masih aktif, dan 69 diantaranya dipantau secara resmi aktivitasnya oleh PVMBG.
Berdasarkan data dariAda 3 Tipe gunung berapi di Indonesia yang dibagi berdasarkan catatan sejarah letusan dan aktivitas vulkaniknya yaitu Tipe A (berjumlah 76 gunung), Tipe B (30 gunung), dan Tipe C (21 gunung).
Gunung Api Banda sendiri masuk dalam kategori Tipe AÂ yang mana sejarah letusannya terdokumentasi sejak tahun 1600 dan aktivitas vulkaniknya telah menjadi perhatian utama dalam pemantauan karena potensi bahaya yang signifikan.
SEJARAH LETUSAN
Pengamatan Gunung Api Banda pertama kali dilakukan oleh bangsa Portugis pada 17 April 1586
Semenjak pertama kali menginjakkan kaki di Kepulauan Banda pada bulan Februari 1512, Portugis hanya mencatat dua periode erupsi yaitu di tahun 1586 dan 1598 -- 1602.
Selanjutnya otoritas VOC dan Pemerintah Hindia Belanda di Banda secara rutin mulai mencatat kejadian erupsi Gunung Api Banda pada tahun 1609 dan selanjutnya.