Suatu kali seorang teman jurnalis datang untuk meliput. Sudah lazim orangtua yang mengenal wali santri akan mengulurkan uang sekadar untuk jajan. Saat bertemu si sulung, dia pun mengangsurkan paket camilan. "Tadinya mau kukasih uang, tapi kiai tidak memperbolehkan," ujarnya kepada saya serampung berkunjung.
Demi mendukung kesehatan, ponpes pun memperhatikan makanan santri. Mereka sama sekali tidak menggunakan penyedap rasa atau bahan-bahan kimia dari pabrik. Semua berasal dari kebun, termasuk sayur dan ikan.Â
Begitu juga dengan pengelolaan pertanian, peternakan, perikanan -- tak ada zat kimia yang dipakai, semua alami. Selain kebun sayur dengan insect net greenhouse, di lingkungan pondok memang terdapat peternakan sapi dan kambing serta perikanan dalam bentuk biflok. Pola peternakan dan perikanan ini juga ditularkan kepada kelompok petani di desa lain.
Tak harus menjadi kiai
Kiai Habibul Amin menandaskan bahwa pesantren berbasis wirausaha ia dirikan menyusul menurunnya kepercayaan publik terhadap lulusan pesantren. Dia berkomitmen bahwa santri modern haruslah memiliki keterampilan atau skill yang bisa diandalkan dan disebarkan minimal kepada masyarakat tempat santri tinggal.Â
Keahlian tersebut akan menjadi sarana untuk berkomunikasi dengan umat dalam rangka menggembleng mereka secara ekonomi dan finansial. Masyarakat mungkin spontan menolak jika didaakwahi, tetapi menggunakan media bisnis mereka mungkin akan tertarik.
Itulah tujuan terselubung kiai. Kendati tidak mewajibkan santri nanti menjadi kiai, setidaknya skill itu menjadi ladang untuk masuk ke relung hati warga. Bahasa ekonomi akan relatif lebih mudah dipakai bersama-sama.
Dengan menjadi petani atau peternak -- yang merupakan profesi dominan di Tanah Air -- para santri lulusan Ponpes Fathul Ulum diharapkan bukan cuma piawai berbicara seputar pertanian, tetapi juga sesekali menyisipkan kajian tentang tauhid, fiqih, hingga tasawuf.
Barangkali spirit positif inilah yang ditangkap oleh perusahaan sebesar Astra, juga Bank Indonesia yang menggelontorkan bantuan kepada ponpes asuhan Habibul Amin baru-baru ini. Ada secercah harapan untuk memajukan negeri lewat kontribusi sporadis dari orang-orang kecil yang ingin tumbuh lewat karya.