ABSTRAK
Penulisan artikel ini bertujuan agar kita dapat mengetahui lebih jelas dan lebih rinci tentang masyarakat madani dan kerukunan umat beragama. Kita akan mengetahui tentang pengertian masyarakat madani, konsep dari masyarakat madani, ciri – ciri dan karakteristik masyarakat madani, kandungan masyarakat madani, dan prinsip – prinsip dari masyarakat madani.
Selain itu kita juga akan mengetahui tentang pengertian dari kerukunan umat beragama, nilai dasar kerukunan umat beragama, dan juga latar belakang penyebab konflik dalam hal kerukunan umat beragama.
Civil society atau yang lebih dikenal dengan masyarakat madani sangat penting untuk dijadikan pedoman perubahan karena masyarakat madani ini adalah bentuk tipe ideal yang dicita-citakan oleh semua bangsa.
Dalam melakukan kehidupan atau dalam bersosialisasi tentunya kita akan sangat menginginkan kerukunan. Kerukunan yang kita bahas kali ini adalah kerukunan dalam konsep umat beragama. Hal utama yang menjadi faktor kerukunan ini adalah toleransi.
Kata kunci : Masyarakat Madani, Civil Society, Kerukunan Umat Beragama
ABSTRACT
The objective of this article is to provide a clearer and more detailed understanding of civic society and religious peace. We will study about the meaning of civil society, the notion of civil society, civil society's features and characteristics, civil society's substance, and civil society's principles.
Aside from that, we'll learn about the meaning of religious harmony, the fundamental ideals of religious harmony, and the backdrop of religious harmony's sources of conflict. Civil society, or better known as civil society, is critical to employ as a transformation guide since it is the ideal type of society that all nations strive to.
Of course, we want peace in our daily lives and social interactions. This time, the harmony we're talking about in religious people's minds. Tolerance is the most important ingredient in this harmony.
Keywords: Civil Society, Civil Society, Religious Harmony
PENDAHULUAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia masyarakat memiliki arti sejumlah manusia atau individu. Dengan kata lain, masyarakat memiliki arti yaitu sekelompok manusia yang hidup dalam suatu tempat. Sokap sosialisme dan toleransi yang baik sangat dibutuhkan dalam suatu masyarakat.
Kenapa dibutuhkan sikap toleransi yang baik? Karena dalam masyarakat sendiri pasti memiliki berbagai keberagaman atau perbedaan. Diantaranya yaitu itu ada perbedaan suku, budaya, adat, maupun agama. Perbedaan tersebut diharapkan dapat menjadi di wadah untuk lebih mempersatukan kan kita tanpa adanya perpecahan ataupun keributan karena perbedaan tersebut.
Semua orang pasti menginginkan sebuah kerukunan dalam hal bermasyarakat. Sudah menjadi tugas kita dan seluruh masyarakat untuk selalu menjaga kerukunan dengan berbagai macam cara. Selain kita bisa hidup dengan damai, kerukunan dalam bermasyarakat juga dapat menjadi panutan atau tipe ideal dari masyarakat lain.
Seperti halnya pada masyarakat madani. Masyarakat madani sendiri adalah model masyarakat kota yang dibangun oleh Nabi Muhammad selepas hijrah ke Madinah masyarakat madani ini diakui sebagai masyarakat yang paling maju oleh dunia oleh karena itu orang barat menyepadankan oleh masyarakat madani dengan Civil Society yang dipandang modern oleh mereka.
Ekonomi yang islami, keadilan dalam hukum dan juga toleransi merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat madani. Hal tersebut dijadikan sebuah konsep oleh masyarakat madani untuk mewujudkan suatu kehidupan yang harmonis dalam suatu masyarakat sehingga tercipta masyarakat yang adil dan makmur.
Masyarakat madani merupakan konsep yang bertujuan untuk menghantarkan masyarakat agar dapat beradaptasi dengan wacana yang ada di seluruh dunia.
PEMBAHASAN
Pengertian Masyarakat Madani
Selain pengertian umum dari masyarakat madani, kali ini saya juga akan mengutip pengertian masyarakat madani menurut beberapa orang dn juga ilmuwan.
Masyarakat madani (Al mujtama Al Madaniy) dapat diartikan sebagai masyarakat sipil yang beradab, selain itu juga merupakan masyarakat yang tinggal atau berpaham masyarakat kota.
Pengertian lain dari masyarakat madani adalah masyarakat kota yang beradab yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan sekaligus maju dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut istilah masyarakat madani berasal dari kata madani yang disebut Madinah atau bisa juga disebut dengan Yastrib. Akrim Dhiyauddin Umari menyebutkan Yatsrib atau Madinah Al Munawaroh merupakan sumber kemenangan dengan tanah yang subur, air yang melimpah, sekaligus masyarakat yang berpendudukan tinggi setelah dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW.
Masyarakat madani merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat yang berupa pemikiran koma-koma pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan undang-undang dan bukan nafsu atau keinginan individu (Izzah 2018).
Menurut Ernest Gellner, masyarakat madani adalah masyarakat yang cukup kuat, dapatmengimbangii negara lain yang terdiri dari pemerintah yang otonom.
Muhammad as Hikam berpendapat bahwa masyarakat madani merupakan wilayah-wilayah kehidupan sosial yang terorganisasi dengan kesukarelaan keswasembadaan keswadayaan dan kemandirian yang tinggi berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan nilai-nilai hukum yang diikuti oleh warganya.
Nurcholish Madjid mengatakan bahwa masyarakat madani merupakan masyarakat yang beradab. Pendapat tersebut didasari oleh kata Madinah atau madani yang dalam bahasa arab memiliki arti peradaban tinggi. Selain berati peradaban tinggi, Madinah juga memiliki arti lainnya yaitu kota sehingga masyarakat madani juga dapat diartikan sebagai masyarakat kota.
Ridwan Lubis juga berpendapat, bahwa masyarakat madani adalah masyarakat yang memiliki kemandirian menuju suatu kemajuan untuk memperoleh kesejahteraan dalam suatu lingkungan. Hal tersebut adalah agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan mereka dan juga memberikan manfaat kepada masyarakat lainnya.
Menurut M Ryaas Rasyid, masyarakat madani merupakan masyarakat yang mandiri dan produktif. Menurut Ma'arif masyarakat madani adalah sebuah masyarakat terbuka, dan toleran terhadap berdasar niai etnis moral dari Allah SWT.
Yang terakhir, Syamsudin Haris juga tidak lupa mengeluarkan pendapatnya tentang masyarakat madani yaitu, masyarakat madani adalah lingkup interaksi sosial tanpa ada pengaruh dari negara dan tersusun dari berbagai bentuk hubungan komunikasi antar warga masyarakat.
Ciri-ciri Masyarakat Madani
Menurut Anwar Ibrahim ciri-ciri masyarakat madani adalah memiliki hubungan timbal balik, saling menghormati, dan memahami. Anwar Ibrahim menegaskan bahwa karakter masyarakat madani merupakan Guiding Ideas dengan meminjam istilah Bannabai baik dalam melaksanakan ide ide yang mendasari masyarakat madani yaitu prinsip moral, keadilan, keseksamaan musyawarah dan demokrasi (Izzah 2018).
Selain itu, ciri-ciri masyarakat madani yang lainnya yaitu menekankan kebebasan dan hak-hak asasi manusia. Seorang manusia yang baik harus bebas merdeka, maksudnya adalah bebas memilih sesuai dengan keinginan dari diri sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain.
Ciri-ciri masyarakat madani lainnya yaitu kesukarelaan, keswasembadaan, kemandirian, dan keterkaitan.
Kesukarelaan artinya bebas, tidak ada paksaan namun memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mewujudkan cita-cita bersama. Keswasembadaan berarti setiap anggota mempunyai harga diri yang tinggi dan kuat, tidak bergantung pada negara atau lembaga-lembaga nergara.
Dalam hal kemandirian berarti masyarakat madani memiliki kemandirian yang cukup tinggi dari setiap individu dan kelompok dalam masyarakat, utamanya terhadap negara. Keterkaitan yang dimaksud adalah keterkaitan pada nilai-nilai hukum yang disepakati bersama.
Ciri ciri masyarakat madani di kota Madinah pada masa kepemimpinan nabi Muhammad yaitu :
- Egalitarian, yaitu persamaan hak di tengah-tengah masyarakat atau bisa juga disebut dengan adil tanpa membeda-bedakan. Ciri ini mungkin dapat disimpulkan sebagai alasan para para hamba sahaya dan kelompok terpinggirkan masuk agama Islam.
2. Penghargaan terhadap orang yang berprestasi dengan seadil-adilnya.
3. Bebas atau keterbukaan partisipasi seluruh anggota masyarakat.
4. Penegakan hukum dan keadilan. Nabi Muhammad SAW dalam hal ini cukup tegas bahkan ia bersabda “ andai kata Fatimah putriku mencuri akan saya potong tangannya tanpa memandang status atau siapa orang tersebut. Maksudnya, siapa saja yang bersalah termasuk anak Rasulullah akan ditetapkan hukuman dan keadilan.
5. Toleransi dan pluralisme. Sikap menghargai, semangat pluralis agama, suku, budaya benar-benar ditegakkan oleh Nabi Muhammad.
6. Musyawarah, musyawarah merupakan hal yang penting karena musyawarah selalu diterapkan pada seluruh wilayah dan waktu. Begitupun pada zaman dahulu, Nabi Muhammad SAW selalu menerapkan prinsip musyawarah, yaitu kebersamaan dan kesepakatan. Prinsip yang ditegakkan Nabi Muhammad SAW menunjukkan bahwa ia bukanlah pemimpin otoriter.
7. Menjunjung tinggi norma dan hidup berdasarkan iman dan teknologi.
8. Mempunyai peradaban yang tinggi ( beradab)
9. Mengedepankan kesederajatan dan transparasi, tidak ada hal yang tertutup ( keterbukaan)
10. Ruang publik yang bebas. setiap warga negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik tanpa adanya hambatan kekuasaan atau ketidakadilan.
11. Demokratisasi. Demokratisasi dapat terwujud jika kita menegakkan nilai-nilai demokrasi.
12. Keadaan sosial. Maksud dari keadilan ini adalahkeadilan dalam hal hak dan kewajiban setiap warga dan negara dalam semua aspek.
13. Partisipasi sosial. Partisipasi sosial yang nyata, jujur tanpa adanya sebuah rekayasa, hal tersebut merupakan awal mula yang baik dalam masyarakat madani.
14. Supremasi hukum. Supremasi hukum selalu berkaitan dengan keadilan.
Kandungan Masyarakat Madani
Mayarakat madani memiliki tiga kandungan yaitu agama, peradaban dan perkotaan, dimana agama diibaratkan sebagai sumber, peradaban sebagai proses dan perkotaan sebagai hasil.
Konsep Masyarakat Madani
Konsep masyarakat madani merupakan konsep yang bersifat universal, sehingga perlu disosialisasikan dan dioperasikan oleh perilaku sebenarnya akan diwujudkan di Indonesia, karena konsep ini lahir dari masyarakat asing. Karena konsep masyarakat madani ini berkaitan dengan persoalan budaya dan sikap hidup masyarakat, maka diperlukan penyusunan konsep dalam menghadapi tuntutan yang baru bagi masyarakat Indonesia agar konsep tersebut dapat masuk ke dalam Indonesia tanpa ada kerusuhan.
Masyarakat madani merupakan konsep yang senantiasa hidup dan selalu berkembang setiap waktunya.
Prinsip-prinsip Masyarakat Madani
Prinsip - prinsip masyarakat madani berdasarkan Al-Quran dan sunnah adalah
Persaudaraan
Maksud dari prinsip persaudaraan adalah menyadarkan bahwa semua manusia dari sumber yang sama tanpa memandang segala aspek entah itu laki-laki atau perempuan maupun kaya atu miskin. Hal ini berarti bahwa suatu masyarakat harus hidup gotong royong tolong-menolong gambar yang saling membantu.
Persamaan
Dalam prinsip persamaan menunjukkan bahwa manusia itu sama di hadapan Allah SWT baik itu laki-laki atau perempuan, kaya atau miskin, berbeda suku, golongan maupun budaya.
Toleransi
Amar ma’ruf nahi munkar
Musyawarah
Keadilan
Keseimbangan
Kemerdekaan
Dalam prinsip kemerdekaan meliputi bidang agama, politik agama dan ekonomi.
Prinsip-prinsip masyarakat madani yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah keadilam, kebenaran, keterbukaan, toleransi, dan semangat membangun kerjasama religius antar masyarakat.
Prinsip-prinsip masyarakat madani lainnya yaitu :
Adanya sistem muakhah
Ikatan iman
Ikatan cinta
Persamaan si kaya dan si miskin
toleransi umat beragama
6. Ciri Pokok Masyarakat Islam yang Madani yang Disebut Dalam Al Quran
Ciri pokok pertama adalah persaudaraan
Ciri pokok kedua adalah persamaan atau musawah
Ciri pokok ketiga adalah toleransi atau tasamuh
Ciri pokok keempat adalah Amar ma'ruf nahi munkar
Ciri pokok kelima adalah musyawarah
Ciri pokok adalah keadilan dan menegakkan keadilan
Ciri ini terdapat pada Al Quran antara lain dalam surat 42 bagian ayat 38 berupa perintah untuk menyelesaikan segala urusan dengan cara bermusyawarah, sebenarnya masih banyak perintah untuk bermusyawarah dalam Al-Quran
KEBERAGAMAN UMAT BERAGAMA
- Pembahasan dan Pengertian
Keanekaragaman atau pluralisme cara istilah untuk kita mengakui dan menghargai, memelihara dan mengembangkan keadaan menjadi plural atau beragam. Secara fenomenologis, keberagaman umat beragama merupakan fakta terkait sejarah agama-agama yang menampilkan suatu keanekaragaman tradisi.
Pluralisme merupakan usaha untuk menciptakan kerukunan dalam kehidupan sosial antar umat beragama. Pluralisme agama bertujuan untuk saling menghormati dan bekerja sama bukan untuk merendahkan atau menyepelekan ajaran antar satu agama dengan agama lain. Oleh karena itu, pluralisme agama dijadikan sebagai dasar dalam menemukan kesamaan antar agama dengan damai tanpa adanya kerusuhan dengan tetap menjunjung nilai kemanusiaan yanng universal.
- Latar Belakang Konflik Antar Umat Beragama
Kerukunan antar umat beragama di Indonesia masih kurang sempurna karena masih banyak terjadi kerusuhan atau masalah antar umat beragama yang berangapan bahwa agama mereka merupakan agama yang paling benar dan paling baik. Hal-hal seperti ini masih banyak terjadi pada negara kita. Dalam kerukunan umat beragama tak jarang juga terjadi konflik tanpa sebab yang jelas. Berikut latar belakang terjadinya konflik antar umat beragama :
Masalah Sosial
Hal yang mendasari bahwa masalah sosial dapat menumbulkan konfilk adalah perbedaan. Masyarakat cenderung kurang menyukai atau setuju engan perbedaan, contohnya adalah perbedaan sifat, perilaku, pendirian ataupun budaya. Hal tersebut karena perbedaan itu bertentangan dengan pola hidup mereka sehingga mereka kurang dapat menerima perbedaan tersebut dengan baik.
Salah Penafsiran Doktrin Agama
Doktrin agama atau biasa disebut dengan ajaran agama selalu mengajarkan tentang kebenaran, kebaikan, bagaimana menciptakan kedamaian, keamanan dan ketentraman. Akan tetapi, masih ada orang yang salah mengartikan kemudian mengubah ajaran yang tercantum. Yang kemudian mereka memaksa orang untuk percaya yang mengikuti apa yang mereka pahami sehingga dapat menimbulkan konflik.
Truth Claim
Group klaim adalah mengklaim atau membenarkan bahwa agamanya lah yang paling benar dan harus disebarkan kepada orang lain. Penyebaran agama yang dilakukan seperti ini menjadi krusial, karena bisa membuat ketegangan yang menimbulkan kerusuhan antar umat beragama.
3. Perilaku atau Sifat yang Dilakukan Untuk Menunjang Kerukunan
Keberagaman berarti berbeda, dan perbedaan merupakan sebuah anugerah dari Allah SWT yang harus kita syukuri dengan cara mewujudkannya dengan kerukunan tanpa membeda-bedakan perbedaan maupun menjelek-jelekkan perbedaan. Kerukunan sendiri merupakan kondisi damai dan tenang dalam suatu masyarakat yang pola interaksinya beragam. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan suatu usaha. Usaha tersebut dapat berupa perilaku ataupun sifat seperti sikap saling menerima, mempercayai, menghormati, serta sikap saling memaknai keberagaman atau bisa disebut dengan tolernasi. Toleransi merupakan sifat atau unsur utama untuk menumbuhkan kerukunan antar umat beragama.
Toleransi antar umat beragama merupakan perilaku saling menerima dan menghormati dalam menyikapi keberagaman dan pluralitas agama dalam kehidupan. Toleransi dapat dilihat secara nyata dari aktivitas sosial yang dilakukan setiap hari dalam masyarakat yaitu gotong-royong dalam kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan umum maupun kepentingan perseorangan. Toleransi sendiri merupakan suatu sikap saling menghargai kepercayaan, budaya, maupun perilaku orang lain yang sesuai dengan aturan.
Nilai Dasar Landasan Toleransi
Nilai dasar yang menjadi landasan toleransi antar umat beragama antara lain :
- Nilai Agama
Bentuk toleransi umat beragama bisa berbagai macam. Salah satu contohnya adalah menghargai perbedan tuhan dan keercayaan umat beragama lain dengan tidak menginterupsi kepercayaan atau tuhan umat bergama lain. Islam pada prinsip toleransi adalah tidak memaksa seseorang untuk memeluk agama lain dan berhak menganut agama yang diyakini tetap beribadah sesuai ajaran agamanya. Seperti firman Allah SWT pada Al-Qur’an bahwa Allah SWT menciptakan manusia berbeda-beda, demi mengajarkan manusia untuk saling memahami, mengenal, dan menghormati satu sama lain.
- Nilai Budaya
Selain ajaran agama juga terdapat oleh toleransi berdasarkan budaya titik budaya lain dari kebiasaan-kebiasaan suatu kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Budaya yang membentuk sifat toleransi adalah gotong-royong sebagaimana telah ditetapkan oleh masyarakat kita saat ini karena dengan bergotong-royong kita saling membantu tanpa memandang bulu dengan ikhlas. Pengaruh budaya dalam toleransi sangat tinggi karena setiap tempat memiliki budaya masing-masing yang tentunya berbeda dengan yang lain.
- Kemanusiaan
Seperti yang kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial sehingga tidak dapat menyelesaikan segala masalah sendiri maka mereka perlu berhubungan satu sama lain, saling membantu, dan saling berkomunikasi. Maka kita perlu mengurangi sikap individualis dengan beranggapan bahwa kita juga masih membutuhkan orang lain sebagaimana dikatakan bahwa kita adalah makhluk sosial.
- Nasionalisme
Indonesia memiliki beragam suku budaya ras dan agama titik dengan berbagai perbedaan tersebut membuat kita salah harus ada bahwa ada banyak perbedaan dalam lingkungan kita. Sebagai negara yang memiliki banyak perbedaan, Indonesia dapat bersatu sebagaimana dengan semboyan negara kita, Bhinneka Tunggal Ika. Maka dari itu kita harus berjiwa nasionalisme dan terus berusaha saling menghormati perbedaan dengan rasa cinta tanah air agar toleransi terus terdorong lebih tinggi. Toleransi yang terdorong lebih tinggi dapat membantu kemajuan Indonesia yang tergolong sebagai negara yang memiliki banyak keanekaragaman.
- Tokoh Agama
Tokoh masyarakat terutama tokoh agama sangat berperan penting dalam mendorong toleransi karena tokoh masyarakat menjadi panutan bagi masyarakat. Sehingga tiap bentuk kegiatan yang dilaksanakan akan menjadi contoh yang dilihat oleh masyarakat. Kehidupan berdampingan telah menjadi kenyamanan bersama titik apalagi mampu mempertahankan toleransi dalam waktu yang sangat lama dan terus berhubungan baik tanpa adanya perpecahan. Agama sendiri mengajarkan kita untuk toleransi dengan tidak saling bermusuhan dan saling menerima.
5. Batas Toleransi Antar Umat Beragama
Islam dalam surat Al-Mumtahanah ayat 28 mengajarkan bahwa Islam tidak melarang untuk membantu dan berhubungan baik dengan agama lain dengan catatan tidak dikaitkan dengan akidah dan ibadah. Sebagaimana disebutkan dalam Al Quran bahwa kita harus menjaga hubungan dengan agama lain dengan baik, karena Islam sendiri tidak memaksa untuk harus memeluk agama Islam. (Rahmelia et al. 2019).
- Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Toleransi
Tidak semua orang dapat meakukan toleransi dengan baik dan benar, berikut adalah beberapa hal yang mempengaruhi seseorang dalam bertoleransi, diantaranya yaitu :
- Kultural- Teologis
Dari kotoran yang cukup berarti Allah teori modernisasi. Teori ini merupakan variabel penjelas lain ke dalam model tingkat pembangunan sosial ekonomi di masyarakat menurut teori ini zaman masyarakat berkembang secara ekonomi mempengaruhi adanya nilai yang dipercayai atau dijamin oleh umat beragama Menurut teori ini namanya temannya di suatu negara negara muslim berkaitan dengan upaya pembangunan sosial ekonomi di negara tersebut.
- Institusional
Institusional atau lembaga sangat mempengaruhi toleransi contohnya adalah dalam lembaga negara. Karena disetiap negara terdapat lebih dari satu agama maka insitut negaara harus bersikap dan berlaku adil pada setiap orang atau umat beragama. Suatu negara harus bersifat netral dan tidak boleh memihak pihak manapun agar negara tersebut makmur dan rakyat juga hidup dengan tenang dan nyaman.
- Psikologis
Psikologis merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya toleransi. Faktor psikologis mempunyai tiga variabel yang mempengaruhi variasi variabel pertama berkaitan dengan kapasitas kognitif, variabel kedua yaitu persepsi ancaman variabel ketiga yaitu berkaitan dengan predisposisi kepribadian seseorang dengan predisposisi cenderung menyesuaikan diri dengan norma sosial dan menolak adanya pandangan yang tidak lazim atau pertentangan. (Fitriani 2020)
- Prinsip Toleransi Antar Umat Beragama
Pada dasarnya prinsip terkait toleransi antar umat beragama dibagi menjadi 4 yaitu:
Tidak ada paksaan dalam beragama baik berpapasan halus maupun kasar
Manusia Memiliki hak untuk memilih dan memeluk agama yang diyakini dan beribadah sesuai keyakinannya
Tidak memiliki Manfaat jika memaksa seseorang untuk mengikuti keyakinan tertentu
Tuhan Yang maha esa tidak melarang hidup bermasyarakat yang berbeda
- Kendala toleransi antar umat beragama
Ada beberapa kendala yang muncul ketika dalam toleransi antar umat beragama yaitu:
Fanatisme dan radikalisme
Fanatisme yang mengklaim agamanya sendiri paling benar dan menyalakan ku akan menyatakan terhadap agama-agama lain. Fanatisme dan radikalisme yang akan memunculkan tindak kekerasan dengan mengatasnamakan agama dan memaksa orang-orang harus berkonveksi
- Penyebaran suatu agama kepada umat agama lain
Para ahli membedakan agama menjadi dua yaitu agama misi dan agama non misi. Agama misi ialah agama yang meyakini dalam mengemban keharusan untuk mengembangkan ajaran agamanya ke seluruh manusia. Agama misi digolongkan menjadi dua agama yang besar yaitu agama Kristen dengan gerakannya yang misionaris dan Agama Islam dengan gerakan dakwahnya. sedangkan agama non misi adalah penyebaran agama yang tidak dianggap wajib mereka pasti tidak ada keharusan untuk mengasihi orang lain terhadap agamanya seperti agama Yahudi Hindu dan Budha.
Agama misi meyakini usaha dan aktivitas dalam menyebarkan agama untuk memperoleh pengaruh yang banyak merupakan kewajiban dalam rangka melaksanakan perintah Tuhan.
- Sinkretisme
Sinkretisme merupakan sikap kompromis atau mencampuradukkan aqidah dan ibadah antar agama disebut dengan toleransi kebablasan. Mereka mencampurkan antara Aqidah dan ibadah mereka. Toleransi berpotensi menyebabkan masalah yang kontroversial dan dapat menimbulkan konflik antar umat beragama.
PENUTUP
Kesimpulan yang dapat diambil dari artikel tentang Masyarakat Madani dan Keberagaman Umat Beragama diatas adalah masyarakat madani secara mutlak bisa dipahami sebagai masyarakat yang beradab dan masyarakat sipil komandan masyarakat yang tinggal di suatu kota atau yang berpaham masyarakat kota. Pengertian lainnya yaitu masyarakat yang beradab karena menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ciri-ciri atau karakteristik masyarakat madani sendiri yaitu kesukarelaan, keswasembadaan, kemandirian, keterkaitan pada nilai-nilai hukum yang disepakati, Egalitarian, toleransi, pluralisme, menjunjung tinggi nilai, norma dan hidup yang ditopang oleh iman dan teknologi, mempunyai peradaban yang tinggi ( beradab), mengedepankan kesederajatan dan transparasi ( keterbukaan), ruang publik yang bebas, demokratisasi.
Kandungan dalam masyarakat madani yakni agama, peradaban, dan perkotaan.
Ciri pokok masyarakat Islam Madani yang disebut dalam Alquran yaitu persaudaraan persamaan atau musawah, toleransi atau tasamuh, amar ma'ruf nahi munkar, musyawarah dan keadilan dan menegakkan keadilan.
Prinsip-prinsip masyarakat madani yaitu adanya sistem UKK, ikatan Iman, ikatan cinta, persamaan si kaya dan si miskin, toleransi umat beragama.
Keberagaman umat beragama ialah keanekaragaman atau macam-macam orang yang menganut keyakinan yang berbeda-beda.
Latar belakang terjadinya konflik antar umat beragama yaitu masalah sosial, salah penafsiran doktrin agama dan truth claim.
Dalam terbentuknya toleransi antar umat beragama memiliki sebuah nilai dasar yaitu nilai agama, nilai budaya, kemanusiaan. Nasionalisme kelompok dan tokoh agama.
Usaha atau perilaku yang dilakukan untuk menumbuhkan kerukunan atau mencegah konflik antar umat beragama adalah dengan bertoleransi antar umat beragama.
Toleransi antar umat beragama merupakan suatu mekanisme sosial yang dilakukan manusia dalam menyikapi keberagaman dan pluralitas agama dalam kehidupan. Toleransi dapat dilihat pada aktivitas aktivitas sosial yang dilakukan sehari-hari di masyarakat secara gotong-royong.
DAFTAR PUSTAKA
Ahsan, Nur. n.d. “KERUKUNAN ANTARUMAT BERAGAMA DALAM MASYARAKAT MADANI (ANALISIS PIAGAM MADINAH DAN RELEVANSINYA BAGI INDONESIA),” 20.
Dacholfany, M Ihsan. n.d. “KONSEP MASYARAKAT MADANI DALAM ISLAM,” 29.
Fitriani, Shofiah. 2020a. “Keberagaman dan Toleransi Antar Umat Beragama” 20 (2): 14.
———. 2020b. “Keberagaman dan Toleransi Antar Umat Beragama” 20 (2): 14.
Ilma, Mughniatul, and Rifqi Nur Alfian. 2020. “KONSEPSI MASYARAKAT MADANI DALAM BINGKAI PENDIDIKAN ISLAM.” MA’ALIM: Jurnal Pendidikan Islam 1 (01). https://doi.org/10.21154/maalim.v1i01.2186.
Izzah, Ismatul. 2018. “PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK MASYARAKAT MADANI” 05 (01): 19.
Khalik, Abu Tholib. 2012. “MASYARAKAT MADANI DAN SOSIALISME,” 16.
“KONSEP MASYARAKAT MADANI.” n.d., 17.
Muhammad, Nurdinah. 2017. “MASYARAKAT MADANI DALAM PERSPEKTIF AL- QUR’AN” 14 (1): 11.
Muslih, Mohammad. 2010. “Wacana Masyarakat Madani: Dialektika Islam dengan Problem Kebangsaan.” TSAQAFAH 6 (1): 131. https://doi.org/10.21111/tsaqafah.v6i1.142.
Rahmelia, Silvia, Chris Apandie, STAKN Palangka Raya, and STAKN Palangka Raya. 2019. “MERAJUT KERUKUNAN DALAM KEBERAGAMAN: PRAKSIS PANCASILA,” 11.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H