Mohon tunggu...
Ismuziani ita
Ismuziani ita Mohon Tunggu... Perawat - Mental Health Nurse

Selalu bersyukur pada Allah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasih yang Tertunda

12 Juli 2020   12:12 Diperbarui: 12 Juli 2020   12:55 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandanganku beralih ke Yani sahabat ku satu majelis pengajian, Yani mengangguk kan kepalanya tanda dia mengerti pada setiap uraian Ustazah barusan.

Pengajian mingguan untuk malam ini telah usai, rasanya aku enggan membangunkan Alif yang tertidur nyenyak di pangkuanku. Teman-teman lainnya satu persatu beranjak meninggalkan majelis pengajian, aku tak ingin beranjak dulu, kubiarkan putra semata wayangku ini , untuk terlelap dalam dekapan ku. Untuk mengisi waktu, aku baca kembali catatan yang aku tulis, tentang ulasan yang dijelaskan ustazah malam ini.

***

Seseorang menepuk lembut pundakku, dan duduk bersisian di sampingku.

" Nunggu di jemput suami nya ya buk..? " Tanya suara lembutnya padaku..

" Eh.. Enggak Ustazah " Jawabku terbata, sambil melihat ke arah ustazah yang sekarang berada di samping ku.

" Saya bawa kendaraan sendiri, ini kasian si kecil ketiduran, gak tega rasanya kalau saya bangunin " kata ku menambahkan.

"Nama ibu siapa, saya lupa " Tanya ustazah kemudian padaku.

"Saya Afrina ustazah, Teman-teman memanggil saya Rina"

"Saya perhatikan Buk Rina, seperti ada masalah, banyak termenungnya, tidak fokus pada pengajian tadi, apa yang sedang terjadi Buk, jika saya boleh tahu" suara lembut ustazah Fatimah membuat aku ingin bercerita semua tentang kejadian yang aku alami.

"Jika Buk Rina belum siap untuk cerita, gak apa apa, maaf atas kelancangan saya" Ustazah merasa bersalah karena telah menanyakan kondisiku, ini karena aku diam saat ustazah bertanya padaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun