ANALISIS PERBEDAAN BLANGKON SOLO DAN JOGJA
Â
Ismail Putra Manunggal
 241481095 / Film dan Televisi
ABSTRAC
This research discusses the differences between Blangkon Solo and Jogja. This research describes and analyzes the differences between Blangkon Solo and Jogja. This research was conducted by taking interviews with Mr. Latif, a blangkon craftsman from Solo, Central Java.
Keywoeds: Differences, Blangkon Solo and Jogja
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang perbedaan Blangkon Solo dan Jogja. Penelitian ini memaparkan dan menganalisis perbedaan Blangkon Solo dan Jogja. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan wawancara kepada bapak Latif pengrajin blangkon asal Solo, Jawa Tengah.
Kata Kunci: Perbedaan, Blangkon Solo dan Jogja
1.Pendahuluan
Blangkon adalah penutup kepala tradisional yang berasal dari Jawa, Indonesia, yang umumnya dikenakan oleh pria. Blangkon biasanya terbuat dari kain batik yang dilipat dengan cara khusus, dan digunakan sebagai bagian dari pakaian adat dalam berbagai upacara atau acara formal, seperti pernikahan, pertunjukan seni, atau acara adat lainnya.
Secara umum, blangkon terdiri dari beberapa lapisan kain yang dilipat dan dipasang dengan cara tertentu di kepala memberikan tampilan yang khas. Ada beberapa jenis blangkon yang berbeda seperti blangkon Solo, blangkon Jogja, dan lain-lain, yang mempunyai bentuk serta gaya sedikit berbeda. Blangkon juga sering kali menjadi simbol status sosial atau identitas seseorang dalam masyarakat Jawa.
Blangkon memiliki bentuk yang khas, yakni seperti semacam ikat kepala yang melingkar dan menutupi bagian atas kepala, dengan ujung belakang yang terlipat rapi. Blangkon tidak hanya berfungsi sebagai aksesoris fashion, tetapi juga mengandung makna simbolis yang terkait dengan kebudayaan Jawa, seperti status sosial, usia, atau peran seseorang dalam masyarakat.
Penelitian ini membahas tentang perbedaan Belangkon Solo dan Jogja. Pengrajin Bapak Latif Blangkon asal Solo, Jawa Tengah. Kali ini Bapak Latif sedang memproduksi Blangkon Solo dan Jogja dengan motif Samurai.
Tinjauan Pustaka
Sumber literasi kepustakaan yang bersangkutan dengan kajian perbedaan Blangkon Solo dan Jogja adalah sebagai berikut:
Artikel ilmiah Anugrah Cisara berjudul BLANGKON DAN KAUM PRIA JAWA, SRM, FSRD, UNS, 2018.
Artikel ilmiah Ayu Lukita Tiana, Maskun dan Wakidi berjudul ANALISIS MAKNA BLANGKON POLA YOGYAKARTA, FKIP, Bandar Lampung.
Artikel ilmiah Sugiyamin1 ,Moh Rusnoto Susanto2, Nugroho Heri Cahyono3, Andrik Musfalri4, METAMORFOSIS VISUAL: KAJIAN TRANSFORMATIF BLANGKON GAYA YOGYAKARTA BERBASIS APLIKASI MOTIF BATIK PADA KARYA NARDI DI BUGISAN YOGYAKARTA, Ilkom Internasional, FISIPOL, UMY , 2022.
Tinjauan melalui tiga studi pustaka diatas, antara analisis perbedaan belangkon solo dengan belangkon Jogja menunjukkan hasil yang masih orisinil dibandingkan dengan hasil penelitian lainnya. Maka penelitian ini dapat dinyatakan bebas dari unsur plagiasi.
METODE
Jenis penelitian dalam menyusun penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian yang memaparkan dan menganalisis perbedaan Blangkon Solo dan Jogja. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan wawancara kepada bapak Latif pengrajin blangkon asal Solo, Jawa Tengah.
Obyek penelitian ini adalah perbedaan Belangkon Solo dan Jogja yang di produksi oleh Bapak Latif. Kali ini Bapak Latif sedang memproduksi Blangkon Solo dan Jogja dengan motif Samurai Coklat dan Samurai Putih.
PEMBAHASAN
Peran Blangkon
Blangkon adalah salah satu elemen penting dalam budaya Jawa yang berfungsi sebagai penutup kepala tradisional, terutama bagi pria. Blangkon terbuat dari kain batik yang dililitkan sedemikian rupa sehingga membentuk bentuk yang khas. Blangkon memiliki berbagai peran, baik dalam aspek budaya, sosial, maupun simbolis.
Blangkon Solo memiliki bentuk yang sedikit lebih datar dan lebar, dengan corak yang lebih sederhana dibandingkan blangkon Yogyakarta. Meskipun demikian, blangkon ini tetap digunakan dalam berbagai acara adat dan budaya di Solo. Sedangkan Blangkon Jogja memiliki bentuk yang lebih tegak dan cenderung besar. Biasanya dipakai oleh kalangan bangsawan dan pejabat tinggi. Bentuknya yang khas memberi kesan kebanggaan dan kehormatan.
Penggunaan Blangkon
Penggunaan blangkon dalam budaya Jawa memiliki beberapa konteks dan tujuan yang mencerminkan nilai-nilai budaya serta status sosial seseorang. Contoh sebagai penutup kepala tradisional, sebagai pelengkap pakaian tradisional, penggunaan acara adat dan tradisional dan lain sebagainya.
KESIMPULAN
Blangkon bukan hanya berfungsi sebagai penutup kepala, tetapi memiliki nilai budaya, simbolisme, dan filosofi yang mendalam dalam masyarakat Jawa. Penggunaannya bervariasi sesuai dengan acara, status sosial, dan usia seseorang. Seiring dengan perkembangan zaman, penggunaan blangkon tetap dipertahankan dalam berbagai acara adat dan tradisi untuk melestarikan warisan budaya.
DAFTAR ACUAN
Anugrah Cisara, BLANGKON DAN KAUM PRIA JAWA, SRM, FSRD, UNS, 2018.
Ayu Lukita Tiana, Maskun dan Wakidi, ANALISIS MAKNA BLANGKON POLA YOGYAKARTA, FKIP, Bandar Lampung.
Sugiyamin1 ,Moh Rusnoto Susanto2, Nugroho Heri Cahyono3, Andrik Musfalri4, METAMORFOSIS VISUAL: KAJIAN TRANSFORMATIF BLANGKON GAYA YOGYAKARTA BERBASIS APLIKASI MOTIF BATIK PADA KARYA NARDI DI BUGISAN YOGYAKARTA, Ilkom Internasional, FISIPOL, UMY, 2022.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H