Jenis penelitian dalam menyusun penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian yang memaparkan dan menganalisis perbedaan Blangkon Solo dan Jogja. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan wawancara kepada bapak Latif pengrajin blangkon asal Solo, Jawa Tengah.
Obyek penelitian ini adalah perbedaan Belangkon Solo dan Jogja yang di produksi oleh Bapak Latif. Kali ini Bapak Latif sedang memproduksi Blangkon Solo dan Jogja dengan motif Samurai Coklat dan Samurai Putih.
PEMBAHASAN
Peran Blangkon
Blangkon adalah salah satu elemen penting dalam budaya Jawa yang berfungsi sebagai penutup kepala tradisional, terutama bagi pria. Blangkon terbuat dari kain batik yang dililitkan sedemikian rupa sehingga membentuk bentuk yang khas. Blangkon memiliki berbagai peran, baik dalam aspek budaya, sosial, maupun simbolis.
Blangkon Solo memiliki bentuk yang sedikit lebih datar dan lebar, dengan corak yang lebih sederhana dibandingkan blangkon Yogyakarta. Meskipun demikian, blangkon ini tetap digunakan dalam berbagai acara adat dan budaya di Solo. Sedangkan Blangkon Jogja memiliki bentuk yang lebih tegak dan cenderung besar. Biasanya dipakai oleh kalangan bangsawan dan pejabat tinggi. Bentuknya yang khas memberi kesan kebanggaan dan kehormatan.
Penggunaan Blangkon
Penggunaan blangkon dalam budaya Jawa memiliki beberapa konteks dan tujuan yang mencerminkan nilai-nilai budaya serta status sosial seseorang. Contoh sebagai penutup kepala tradisional, sebagai pelengkap pakaian tradisional, penggunaan acara adat dan tradisional dan lain sebagainya.