Di akhir wejangannya, Presiden mengabulkan usulan Kompasianer Thamrin Dahlan agar presiden mengajak satu orang blogger Kompasiana di setiap kunjungannya ke daerah-daerah. Tidak hanya satu, tapi dua orang Kompasianer diajak ikut. “Pak Teten, tolong catat ya, Pak. Dua orang,” kata Jokowi sambil menatap Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki yang bergegas membuat catatan di buku kecilnya.
Selain itu, Jokowi juga menghendaki agar pertemuan seperti ini (temu blogger Kompasiana di Istana) bisa dilakukan lagi selang tiga bulan ke depan. Jadi, undangan 100 Kompasianer kemarin adalah yang pertama, bukan satu-satunya. Dengan persiapan waktu yang banyak, Kompasiana tentu bisa mempersiapkan nama-nama Kompasianer secara lebih representatif sesuai dengan standar kualitas tertentu.
Senin pagi kemarin, saya sudah dikontak pihak Istana terkait rencana kunjungan ke daerah. Banyak arahan teknis yang disampaikan yang lagi-lagi mengkondisikan proses pemilihan Kompasianer yang ikut dalam rombongan presiden dilakukan secara tertutup. sampai akhirnya kunjungan ke daerah itu benar-benar terealisasi. Kata kuncinya sama: ketidakpastian dan mendadak.
Akhir kata, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua Kompasianer yang sudah turut memeriahkan Kompasianival 2015. Saya bersyukur, di usianya yang ke-7, kehadiran Kompasiana sudah diperhitungkan oleh pusat kekuasaan. Tapi meskipun begitu, Kompasiana akan tetap menjadi medianya orang Indonesia, yang punya kebebasan menyampaikan apapun yang ingin disampaikan, bukan media dengan keberpihakan tertentu.
Catatan: Cerita ini sebenarnya mau saya tulis kapan-kapan saja. Dari Jumat sampai Ahad lalu, praktis semua waktu dan tenaga tercurahkan buat Kompasianival, termasuk memberangkatkan 100 Kompasianer ke Istana. Hari Senin kemarin, idealnya saya istirahat ganti libur, tapi terpaksa masuk kerja karena ada acara penganugerahan lomba Inovasi Kompas Gramedia (alhamdulillah Kompasiana raih juara pertama kategori produk >300 juta lewat inovasi Kompasiana Remote Control Traveller ke Brasil bersama Pertamina). Selasa ini rencananya mau libur total, paling cepat Rabu baru mulai nulis. Lalu tiba-tiba Kompasiana diramaikan dengan kata kunci makan siang di Istana, dan beberapa Kompasianer sedari kemarin menyemangati saya untuk cepat-cepat menayangkan cerita ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H