:::::::::::::::::::::::::::
Setelah bercanda, tertawa dan sedikit menangis, Rahayu mulai menceritakan kegundahan selama ini kepada dua temannya.Â
Jal, Tat, sejujurnya adakah perubahan sifat diriku dari pertama kali kita berteman sampai saat ini.Â
"Tolong bicara jujur. Aku ingin mendapatkan pernyataan tanpa bumbu ketidak jujuran," tuturnya dengan mimik serius.Â
"Buatku jawaban itu sangat penting karena aku telah melupakan hal penting dalam hidupku," lanjutnya.Â
Jalewati dan Tati yang awalnya senyum-senyum, kemudian menunjukkan muka serius.Â
"Kami tak yakin apa yang menjadi kegelisahan kamu. Tapi kami yakin perubahan kamu hanya dua, selebor dan pelupa," tutur Jalewati yang dibenarkan Tati.Â
Kalau yang lainnya, lanjut Tati, sama sekali tak ada perubahan. Semuanya masih sama seperti dulu. Masih senang menjomblo, menghabiskan waktu di perpustakaan, segi positif nya masih mau sholat dan ngaji.
"Ya, tidak ada perubahan berarti," tuturnya.
Sebenarnya ada apa Yu, kata Jalewati. Ayu kemudian menceritakan apa yang menjadi pikirannya selama ini.Â
"Dua minggu lalu aku mendapat pesan di WhatsApp. Bunyinya, assalamualaikum Yu, ini Bu Hajjah Marinah. Udah lama Ayu gak main ke pesantren," katanya.
Jujur, lanjut Ayu, awalnya pesan tersebut mau aku abaikan. Mungkin orang becanda dengan membawa nama Ibu Hajjah Marinah. Namun, pesan tersebut sangat mengganggu.Â