"Sebagai komoditas, musik direndahkan menjadi sekedar barang yang bisa dibeli dan dijual. Perusahaan musik tidak peduli dengan cara bagaimana orang mengalami musik tetapi hanya peduli bagaimana orang membeli musik" (Warren, 2014, hal. 184)
 Warren berulangkali menegaskan bahwa pengalaman musikal selalu melibatkan relasi dengan orang lain. Orang yang kita jumpai melalui musik itu tidak bisa kita abaikan, mereka adalah individu yang perlu kita respon. Perjumpaan dengan orang lain membawa tanggung jawab pada saya untuk tidak melukai orang lain bahkan harus melindunginya itulah tanggung jawab etikal saya.
Bagaimana aplikasi tanggung jawab etikal itu di dalam musik? Di dalam seni, perikemanusiaan adalah pusat. Karena musik diejawantahkan sebagai kehadiran manusia maka setiap peristiwa dalam pengalaman bermusik seharusnya tetap memperhatikan aspek kemanusiaan ini. Ketika komposer membuat komposisi musik, mereka memiliki tanggung jawab etikal kepada para pendengarnya. Pemain musik yang memiliki tanggung jawab etikal kepada komposer, rekannya pemusik dan kepada pedengarnya. Para pendengar juga memiliki tanggung jawab etikal kepada para pemain musik, pencipta musik dan pendengar yang lain.
Kesimpulan
Sudah sedemikian jauh pembahasan kita tentang musik kontemporer. Saatnya kita menarik kesimpulan dengan semua ini.
Kita memahami musik kontemporer tidak hanya melalui bentuk penyajiannya saja, atau orang sering menyebutnya genre. Agamben menawarkan hal yang berbeda dari kekontemporeran. Kontemporer adalah ketika kita mampu membawa cahaya di tengah kekinian yang suram. Sejalan dengan Agamben, Adorno dan Jacques Attali mengingatkan bahwa musik yang sudah menjadi komoditas jualan semata sebenarnya sudah kehilangan fungsi sosialnya. Dan Warren melalui Levinas juga menegaskan kembali bahwa musik memiliki tanggung jawab etikal kepada siapa saja yang mengalami pengalaman musikal. Manusia adalah pusat musik. Aspek kemanusiaan ini tidak bisa diabaikan. Setiap orang yang terlibat dalam memberikan pengalaman musik kepada orang lain memiliki tanggung jawab etikal yang tidak bisa dilepaskan dari dirinya.
Daftar ReferensiÂ
Jurnal/Esai :
- Agamben, Giorgio. 2009. What is Contemporary?. Stanford University Press. Â
- Murgiyanto, Sal. 2015. Menyoal Makna : Tidak Ada Model Tunggal Kontemporer.
- Sobon, Komas. 2018. Konsep Tanggng Jawab dalam Filsafat Levinas. Jurnal Filsafat Vol 28, No. 1.
Buku :
- Adorno, Theodor W. 1997. Aesthetic Theory. Continuum.
- Attali, Jacques. 1977. Noise: The Political Economy of Music.Univ. of Minnesota Press.
- Bowie, Andrew. 2017. Music, Philosophy and Modernity. Cambrige University Press.
- Cage, John. 1961. Silence. Wesleyan University Press.
- Fuchs, Christian.2016. Critical Theory of Communication. London: University of Westminster Press. DOI: http://dx.doi.org/10.16997/book1.c. License: CC-BY-NC-ND 4.0
- Hardjana, Suka. 2018. Estetika Musik : Sebuah Pengantar. Art Music Today.
- Kelly, Michael. 2007. Art: Key Contemporary Thinkers / Edited by  Diarmuid Costello dan Jonathan Vickery (Editor). Berg New York. Halaman 99-102.
- Levinas, Emmanuel. 1979. Totality and Infinity. Martinus Nijhoff Publishers.
- Warren, Jeff. R. Â 2014. Music and Ethical Responsibility. Cambridge University Press.
Website :
- Buyrn, Severyn T. 2002. A Critique of Art Aesthetic. https://www2.bc.edu/severyn-bruyn/Critique.html . Diakses tanggal 10 Mei 2019 jam 20.30 WIB
- Zuidervaart, Lambert. 2015. Stanford Encyclopedia of Philosophy : Theodor W. Adorno; https://plato.stanford.edu/entries/adorno/#4. diakses tanggal 11 Mei 2019 jam 20.49 WIB
Wawancara :
- Setiawan, Erie. 2019. Koordinator Art Music Today; tanggal wawancara 23 Maret 2019 di Yogyakarta.