Kaji Sukri yang lama terdiam menimpali dengan mimik serius,
"Coba kita berfikir ya, ini perspektif bisa sangat beragam tergantung cara pandang dan skala prioritas"
"Dari aspek kuantitas, 2 gardu di 2 dusun pasti lebih baik daripada 1 saja. Logika matematika mas Matta masuk tuh. Distribusi lokasi gardu akan lebih memudahkan warga menjangkau gardu dan mampu mencover pelayanan lebih merata".
"Itu kondisi idealnya. Yang jadi masalah adalah ternyata gardu dusun Guyup itu di dekat perempatan kampung Ngalimin juga. Tidak jauh dari gardu Rindu yang lebih dahulu dicanangkan".
Kami saling berpandangan mendengar penjelasan kaji Sukri. Jadi ?
Kaji Liba, masih konsisten dalam ketenangannya. Tidak tampak berubah air mukanya. Sekaan tidak ada syak wasangka dan kekuatiran. Memang dalam situasi runyam, ketenangan dibutuhkan agar bisa berfikir objektif.
Apakah di balik niat baik masih terbalut dengan kompetisikah? Membayangkan 2 gardu di lokasi berdekatan, menyisakan TANDA TANYA BESAR.
alifis@corner
Penfui 18:46
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H