Dulu, paling tidak hingga dekade 1970-an, bank-bank milik pemerintah punya spesialisasi segmen bisnis masing-masing.
BRI dulu lebih terfokus untuk membiayai sektor pertanian rakyat di pedesaan. Makanya, bank ini punya kantor yang tersebar hingga level kecamatan.Â
Makanya, berbagai kredit bersubsidi kepada petani, atau kepada kelompok petani yang tergabung di Koperasi Unit Desa (KUD), disalurkan melalui BRI.
Tapi, seperti diketahui, sekarang BRI menjadi bank generalis yang bahkan punya kantor cabang di New York, Amerika Serikat (AS).
Dan kantor-kantor BRI di kecamatan kawasan pedesaan itu dikembangkan sehingga masuk juga di kawasan pemukiman di kota besar.Â
Dengan jaringan yang sangat luas itu, sekarang yang menjadi penyumbang laba terbesar untuk BRI adalah dari penyaluran kredit berskala mikro kepada puluhan juta pelaku usaha mikro dan kecil di berbagai penjuru tanah air.
Bank Tabungan Negara (BTN) dulunya difokuskan untuk mendidik masyarakat agar gemar menabung dan sejak awal 1970-an dipercaya pemerintah untuk menyalurkan kredit perumahan rakyat.
Meskipun sekarang BTN bisa melayani semua segmen, tapi dominasi kredit perumahan masih tetap dipertahankan oleh pihak manajemennya.Â
Bank Negara Indonesia (BNI) merupakan bank pertama yang didirikan oleh pemerintah RI pada tahun 1946. Bank-bank BUMN lainnya adalah bank peninggalan zaman kolonial yang kemudian dinasionalisasi.
BNI dibentuk dari awal sebagai bank generalis. Bahkan tujuan semula sebagai bank sentral, meskipun kemudian fungsi bank sentral diambil oleh De Javasche Bank yang dinasionalisasi dan dijadikan Bank Indonesia (BI).
Bank BUMN yang "termuda" adalah Bank Mandiri yang berdiri pada akhir 1998, dan merupakan hasil merger dari dari 4 bank berikut ini.