Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bos Cabul yang Tersungkur karena Efektifnya WBS

6 Juli 2024   07:37 Diperbarui: 6 Juli 2024   07:37 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisa pula korban tidak mempermasalahkan kasusnya, karena diguyur uang tutup mulut. Ini bisa membuat pelaku semakin sering melakukan aksi cabulnya.

Untunglah, dengan munculnya keseriusan Direksi di perusahaan tempat saya bekerja untuk mengembangkan Whistle Blowing System (WBS), kasus pejabat cabul banyak yang dilaporkan.

WBS adalah sistem atau mekanisme yang memudahkan seorang pekerja untuk melaporkan informasi yang terkait dengan dugaan pelanggaran yang terjadi di lingkungan tempatnya bekerja.

Dulu, sebelum ada mekanisme seperti itu, pekerja bisa saja mengirim surat kaleng (tanpa data pengirim), yang malah banyak berupa fitnah.

Adapun WBS, identitas pelapor sebagai whistleblower sangat dirahasiakan. Di tempat saya bekerja, direktur utama yang memimpin langsung tim yang menangani WBS.

Tim WBS ini lebih mementingkan materi laporan, bukan siapa pelapornya. Progress laporan juga bisa dipantau si pelapor, sampai di mana penanganannya.

Tanpa menyebut nama-nama terkait, tim WBS menyampaikan kepada pekerja tentang jumlah laporan yang masuk setiap bulannya, dan berapa yang terbukti kebenarannya. 

Berdasarkan pengalaman saya, laporan WBS yang masuk ke nomor ponsel khusus yang dipegang oleh Direktur Utama, setelah didalami sebagian besar memang terbukti.

Nomor ponsel khusus tersebut sering disampaikan kepada semua pekerja, agar mereka mengetahui dan memanfaatkannya bila diperlukan.

Tak heran, banyak bos cabul yang tersungkur dan dijatuhi hukuman jabatan, berkat efektifnya WBS. Ini diharapkan menjadi efek jera bagi yang lain.

Jika ada kasus cabul yang "suka sama suka", yang menjadi pelapor bisa istri si bos, suami selingkuhan bos, atau pekerja lain yang mengetahui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun