Ada yang secara penampilan terlihat alim. Tapi ternyata punya selingkuhan yang bukan anak buahnya dan bukan pula nasabahnya.Â
Ada bos pria yang melakukan pelecehan seksual dari tahap ringan hingga berat kepada anak buah wanita yang berwajah cantik atau berpenampilan menarik.
Anak buah yang dilecehkan ini ada yang masih single dan ada pula yang punya suami. Bagi yang punya suami, ancaman keretakan rumah tangga sangat mungkin terjadi.
Tapi, ada pula anak buah wanita yang memang berkarakter "gatal". Orang yang seperti ini tidak merasa dilecehkan, malah merasa mampu mengeruk keuntungan dari si bos yang royal.
Yang parah tentu saja mereka yang merasa jadi korban pelecehan hingga mengalami trauma, bahkan depresi. Tentu, konsentrasinya dalam bekerja jadi jauh berkurang.
Ada lho, korban pelecehan seksual yang hidupnya berantakan, karena dia memilih resign. Korban ini ibarat jatuh tertimpa tangga, karena setelah tak bekerja, malah diceraikan suaminya.
Ada pula kasus bos yang amit-amit (meskipun hanya satu-dua orang saja yang terungkap) yang berperilaku tertarik pada laki-laki (homoseks). Atau mungkin juga biseksual.
Saya ingat, ada si homo yang naksir supir dinas nya sendiri, membuat si supir jadi ketakutan. Awalnya hanya disuruh memijat badan si bos. Lama-lama jadi gitu deh.
Justru jika ada pejabat yang homo, relatif sulit terungkap karena tidak banyak yang mencurigai. Biasanya kalau ada yang merasa jadi korban dan berani melaporkan, baru terungkap kasusnya.
Nah, soal keberanian melaporkan ini yang rada sulit karena faktor relasi kuasa. Pelaku yang juga sekaligus menjadi atasan korban punya kuasa untuk mengancam atau mengintimidasi.
Akibatnya, korban jadi enggan atau takut melaporkan, mungkin juga karena malu bila kasusnya tersebar luas dan menjadi gunjingan teman-temannya.