Bahkan, sebuah kekeliruan yang bagi perusahaan lain bisa dianggap mendatangkan kesulitan, bisa dilihat sebagai suatu blessing in disguise (berkah terselubung, hikmah di balik musibah).
Itulah yang terjadi dalam sejarah penemuan post-it. Orang kantoran pasti sangat terbantu dengan adanya post-it, yakni notes atau catatan kecil.
Keistimewaan notes tersebut, lembarannya gampang ditempel di atas kertas atau papan, dan gampang pula dicabut tanpa meninggalkan bekas sama sekali.
Post-it lahir secara tak sengaja pada tahun 1974. Saat itu, perusahaan 3M Silver Spencer sedang melakukan pembuatan lem super kuat untuk konstruksi pesawat.
Karena ada kesalahan, lem tersebut jadi mudah dicabut tanpa meninggalkan bekas di objek tempelannya.
Kesalahan itu memunculkan ide bagi Arthur Fry dan Gheoff Nicholson, yakni manajer laboratorium 3M Silver Spencer untuk membuat apa yang kita kenal sebagai post-it.
Tapi, pada periode beberapa tahun pertama, post-it sama sekali tidak laku. Berkat kegigihan tim pemasarannya, termasuk dengan sampel gratis ke banyak kantor, akhirnya post it laris manis.
Bahkan di zaman serba online sekarang pun, post it tetap terpakai dengan ditempel di meja kerja, di laptop, dan sebagainya.
Maka, sekali lagi, kesulitan dan kekeliruan jangan dianggap sebagai penghambat, tapi lihatlah sebagai kesempatan untuk melaju lebih jauh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H