Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Soal Kesulitan dan Kesempatan, Pelajaran dari Post-it

29 Januari 2024   07:56 Diperbarui: 29 Januari 2024   09:13 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dok. Unsplash, dimuat kumparan.com

Bahkan, sebuah kekeliruan yang bagi perusahaan lain bisa dianggap mendatangkan kesulitan, bisa dilihat sebagai suatu blessing in disguise (berkah terselubung, hikmah di balik musibah).

Itulah yang terjadi dalam sejarah penemuan post-it. Orang kantoran pasti sangat terbantu dengan adanya post-it, yakni notes atau catatan kecil.

Keistimewaan notes tersebut, lembarannya gampang ditempel di atas kertas atau papan, dan gampang pula dicabut tanpa meninggalkan bekas sama sekali.

Post-it lahir secara tak sengaja pada tahun 1974. Saat itu, perusahaan 3M Silver Spencer sedang melakukan pembuatan lem super kuat untuk konstruksi pesawat.

Karena ada kesalahan, lem tersebut jadi mudah dicabut tanpa meninggalkan bekas di objek tempelannya.

Kesalahan itu memunculkan ide bagi Arthur Fry dan Gheoff Nicholson, yakni manajer laboratorium 3M Silver Spencer untuk membuat apa yang kita kenal sebagai post-it.

Tapi, pada periode beberapa tahun pertama, post-it sama sekali tidak laku. Berkat kegigihan tim pemasarannya, termasuk dengan sampel gratis ke banyak kantor, akhirnya post it laris manis.

Bahkan di zaman serba online sekarang pun, post it tetap terpakai dengan ditempel di meja kerja, di laptop, dan sebagainya.

Maka, sekali lagi, kesulitan dan kekeliruan jangan dianggap sebagai penghambat, tapi lihatlah sebagai kesempatan untuk melaju lebih jauh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun