Pertama, sebutkan bahwa apa yang akan kita sampaikan bukanlah nasihat, tapi mari kita berdiskusi berbagi pengalaman. Maksudnya, kita mengakui ada keseteraan antara kita dan lawan bicara.
Kedua, tekankan bahwa pendapat kita belum tentu cocok dengan tugas yang dihadapi lawan bicara kita. Yakinkan lawan bicara bahwa ia pasti mampu menjalankan apa yang menjadi tugasnya.
Ketiga, ajukan pertanyaan balik ke lawan bicara untuk menggali pengalamannya, agar terkesan kita pun ingin belajar atau dapat nasihat dari perjalanan kariernya.
Intinya, kalau kita terjebak dalam komunikasi satu arah, kita saja yang mendominasi pembicaraan, maka itu layak disebut menggurui. Maka, komunikasi harus dua arah, take and give.
Dengan demikian, kesan menggurui akan hilang, dan jika kelak teman kita itu menjadi bos kita, kita tetap merasa nyaman-nyaman saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H