Pertama, sebutkan bahwa apa yang akan kita sampaikan bukanlah nasihat, tapi mari kita berdiskusi berbagi pengalaman. Maksudnya, kita mengakui ada keseteraan antara kita dan lawan bicara.
Kedua, tekankan bahwa pendapat kita belum tentu cocok dengan tugas yang dihadapi lawan bicara kita. Yakinkan lawan bicara bahwa ia pasti mampu menjalankan apa yang menjadi tugasnya.
Ketiga, ajukan pertanyaan balik ke lawan bicara untuk menggali pengalamannya, agar terkesan kita pun ingin belajar atau dapat nasihat dari perjalanan kariernya.
Intinya, kalau kita terjebak dalam komunikasi satu arah, kita saja yang mendominasi pembicaraan, maka itu layak disebut menggurui. Maka, komunikasi harus dua arah, take and give.
Dengan demikian, kesan menggurui akan hilang, dan jika kelak teman kita itu menjadi bos kita, kita tetap merasa nyaman-nyaman saja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI