Di bidang agama, betapa banyaknya remaja sekarang yang menjadi tahfiz (penghafal) Al-Quran.
Kegairahan beragama anak muda sekarang juga terlihat menonjol jika dilihat dari banyaknya yang mengikuti pengajian secara langsung dan secara daring.
Makanya, jangan menilai mereka yang main gawai semuanya untuk bersenang-senang saja.
Bahwa anak sekarang banyak yang terlibat narkoba, banyak yang tersesat dalam pergaulan bebas, bukan alasan untuk menyamaratakan semua anak muda seperti itu.
Bukankah generasi lama pun juga begitu? Coba baca novel-novel karya Pramoedya Ananta Toer yang mengambil setting zaman kolonial.
Ketika itu anak muda nakal yang digambarkan suka mabuk dan "jajan" di kompleks pelacuran, juga sudah ada.
Tentu, kenakalan tersebut sesuai dengan zamannya tanpa alat komunikasi canggih seperti sekarang.
Jadi, masalah generasi tua memandang generasi muda sebagai orang yang malas, manja, atau karakter negatif lainnya, antara lain karena gagal paham.Â
Sebagai contoh, saya punya pengalaman dengan 3 orang anak saya. Ada satu di antaranya yang paling susah diatur karena sering pulang malam, bangun kesiangan, malas beribadah, dan perilaku lain yang di mata saya kurang bagus.
Bahkan, anak ini bertipe "pemberontak". Namun, begitu memasuki kelas 3 SMA, ia serius belajar dan berhasil masuk PTN favorit.
Sekarang si "pemberontak" itu lebih berhasil dari 2 anak saya lainnya. Artinya, jujur, saya gagal paham dengan anak saya.