Maka, demi proyek, sebagian PNS jarang nongol di kantor menjadi hal yang biasa. Apakah itu bisa disebut PNS bolos atau tidak, itu soal lain.
Yang pasti, harus diakui, dulu disiplin PNS relatif rendah. Anehnya, masyarakat seolah memaklumi dan dianggap soal biasa.
Contohnya, ada seorang pegawai kantor gubernur salah satu provinsi di Sumatera, yang 2 bulan tidak masuk kantor, tapi hukumannya sekadar dipindahkan ke kota lain.
Kebetulan saudara kandung dan saudara sepupu saya banyak yang jadi guru dengan status PNS. Kisah tentang guru yang tidak mengajar tapi tetap dapat gaji, saya dapat dari saudara saya.
Biasanya terjadi pada guru wanita yang suaminya bekerja di kota lain. Dengan alasan mengurus kepindahannya, seorang guru bisa meninggalkan tugasnya di sekolah asal selama 6 bulan.
Lalu, dengan alasan tidak ada formasi guru yang lowong di kota tujuan, si guru kembali lagi ke sekolah semula. Gajinya selama 6 bulan tetap diterima, meskipun ada yang bisik-bisik gaji tersebut dibagi dengan kepala sekolah.
Tapi, semua kisah di atas adalah cerita lama. Sejak 10 tahun terakhir ini, banyak kemajuan dalam kinerja PNS secara umum.
Kebetulan saya melihat langsung bagaimana kesibukan PNS di Kementerian Keuangan, terutama di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak. Mereka bekerja dengan tekun, sering juga lembur sampai malam.Â
Demikian pula melihat teman-teman saya yang jadi dosen di PTN, mereka tetap masuk, meskipun tidak ada jadwal mengajar. Toh, bukanlah tugas dosen tidak semata mengajar?Â
Ingat, dalam Tridharma Perguruan Tinggi, setelah pendidikan dan pengajaran, dua fungsi lainnya adalah penelitian dan pengembangan, serta pengabdian pada masyarakat.
Kemudian, dari pengalaman saya mengurus perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM), Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), membuat Paspor, dan izin pemakaian Tempat Pemakaman Umum (TPU), sekarang sudah lebih baik.