Contohnya, karena di divisi akuntansi tempat saya bekerja sering para staf lembur dalam menyiapkan laporan triwulanan, padahal secara ketentuan upah lembur sangat kecil, maka untuk makan malam mereka yang lembur diambil dari uang setengah panas itu.
Sekarang kita lanjut ke "uang dingin". Istilah ini sebetulnya jarang mengemuka. Tapi anggap saja sebagai lawan uang panas, yakni uang halal yang jadi simpanan dan tidak dimaksudkan untuk konsumsi sehari-hari.
Uang dingin tersebut sangat layak diinvestasikan secara cermat, tapi hati-hati, jangan terjebak investasi bodong. Sayang sekali bila hanya disimpan, termasuk jika sebagai tabungan di bank, tidak bisa disebut sebagai investasi.
Imbalan atas tabungan sangat rendah bahkan bisa tersedot untuk potongan biaya administrasi dari pihak bank. Jika masih ingin disimpan di bank, depositokan saja, yang bisa dianggap sebagai investasi.Â
Adapun jenis investasi lainnya yang relatif aman adalah membeli obligasi (surat utang) pemerintah. Suku bunga obligasi ini lebih tinggi dari deposito.
Kembali lagi ke uang laki-laki, bagi saya, uang tersebut adalah uang dingin, yang sebagian telah saya investasikan. Hasil investasinya, meskipun kecil, alhamdulillah sampai sekarang masih menjadi penghasilan tambahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H