Ketika teman-teman saya sudah pulang dari studi S2 di luar negeri, saya tetap bergaul akrab dengan mereka, tanpa rasa minder. Toh juga level jabatan saya sama dengan mereka.
Rasanya saya semakin disayang Tuhan ketika keinginan mengikuti program S2 dengan biaya dinas, tetap berhasil saya raih. Ketika itu di tahun 1996, perusahaan membuka kesempatan bagi karyawan yang memenuhi syarat dan lolos seleksi, untuk ikut S2 di beberapa perguruan tinggi  dalam negeri yang tergolong papan atas.Â
Selama dua tahun, dari 1997 hingga 1999 saya tidak masuk kantor, tapi masuk kampus, dengan tetap menerima gaji. Di lain pihak semua biaya yang berkaitan dengan kuliah di tanggung oleh kantor.
Hal ini sangat saya syukuri, mengingat banyak teman saya yang kuliah S2 dengan biaya sendiri dan ikut program kuliah malam hari atau program kuliah di Sabtu-Minggu.
Meskipun tak ada niat saya untuk adu balap dalam soal karir dengan teman-teman se-angkatan, tapi ternyata saya lebih awal memperoleh promosi pada level-level berikutnya.Â
Justru tiga teman saya yang bergelar master dari luar negeri karirnya terhenti di level kepala bagian atau kepala cabang. Bahkan dua di antaranya mendapat hukuman jabatan karena melakukan fraud.Â
Satu orang teman memang dari dulu, menurut saya, agak "nakal" (metode tes psikologi perlu disempurnakan agar yang punya bibit "nakal" bisa terdeteksi). Sedangkan satu orang lagi sebetulnya orang baik, tapi gara-gara terlalu percaya ke anak buah, malah dikelabui. Sebagai atasan, ia dinilai teledor dan tetap harus bertanggung jawab.
Dengan jabatan yang lebih tinggi, beberapa kali saya dapat kesempatan mengikuti pelatihan singkat berdurasi satu minggu ke luar negeri, antara lain ke Australia, Hongkong, Jepang, AS, dan beberapa negara Eropa.Â
Intinya, dalam bidang apapun, kita jangan terlalu cepat menyerah. Jangan pula gampang menyalahkan orang lain atau menyalahkan kondisi yang di luar kendali kita.
Dendam kepada orang lain?Â
Buang jauh-jauh, jadikan sebagai dendam yang positif, untuk memperbaiki diri sendiri. Karena itulah yang bisa kita kendalikan secara langsung. Kita mau terpuruk atau mau bangkit, sepenuhnya tergantung kita.