"Iya betul. Betul sekali kamu. Kamu pintar sekali?" gue sanjung dia sambil mencubit hidungnya yang imut.
--------
"Emmm ... bentar ya, gue cicipin dulu kopi ini."
"Hmm ... wangi. Kopi ini enak sekali. Beda ... beda ... beda banget. Wangi kopi ini beda banget." gue cium aroma berbeda dari kopi biasa yang gue seduh.
Gue terheran-heran bagaimana cara membuatnya, padahal kopi yang diseduhnya, sama seperti kopi tubruk di toples yang biasa gue buat.
Gue tiup kopi panas itu beberapa kali supaya agak dingin, lalu bibir gue dekatkan ke tepi cangkir putih itu. Gue minum sedikit demi sedikit. "Hmmm ... nikmat sekali .... ."
------
Mata gue melirik ke arah Chelsea yang sejak tadi ingin mendengar pendapat gue tentang kopi yang dibuatnya.
"Bagaimana kopi bikinan Chelsea, Bang? Enak nggak?"
Beberapa detik gue memikirkan jawaban paling tepat untuk menggambarkan kenikmatan kopi buatannya.
"Hmmm ... Dahsyat. Luar biasa. Beda banget dengan kopi lainnya."