Mohon tunggu...
Irwan E. Siregar
Irwan E. Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Bebas Berkreasi

Wartawan freelance, pemerhati sosial dan kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Nyiur Melambai di Negeri Seribu Parit

15 April 2023   13:59 Diperbarui: 15 April 2023   14:04 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum Covid 19 cocofiber laris manis dijual ke Cina. "Kita baru mau produksi agennya sudah ngasih DP sampai Rp 20 juta," kata H M Tambunan, seorang pengelola kilang sabut di Desa Umbut-umbut, Kisaran. Ini sebagai pertanda serat sabut kelapa sangat dibutuhkan.

Setiap bulan mereka bisa menghasilkan 30 ton cocofiber. Harga jualnya Rp 2.500 per kilogram. Sedangkan cocopeat yang sebenarnya hanya limbah bisa laku Rp 15.000 sekarung ukuran 80 kilogram.

Menurut Jasman, pengelola kilang sabut di Air Joman (dekat kampung halaman Ustad Abdul Somad di Desa Sei Silau, Asahan), saat ini ekspor ke Cina masih terhenti. Tapi mereka tetap menggiling sabut untuk diambil cocopeatnya. Sedangkan cocofibernya disimpan dulu. Ada satu HTI di Porsea, dan dua HTI di Riau yang rutin menampung cocopeat mereka.

Setakat ini, tambah Jasman, ada delapan kilang sabut kelapa yang masih tetap beroperasi. Mereka berebutan mencari bahan baku sabut dari kebun kelapa di sana yang cuma seluas 23 ribu hektare. Namun kapasitas produksi tetap terpenuhi. Memang terkadang terpaksa harus mendatangkan sabut dari Aceh dan kawasan sekitar. Ironis jika dibandingkan  dengan sabut kelapa di Inhil yang maha banyaknya. Tapi hingga kini masih terbuang jadi sampah. (irwan e. siregar)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun