Memetakan Peta Elektoral dalam Pikiran Pemilih
Salah satu dampak menarik dari debat cawapres adalah kemampuannya memetakan peta elektoral dalam pikiran pemilih.
Ketika kita dengar jawaban yang bikin kita mikir, "Wah, dia nih beneran ngerti masalah kita," itu artinya ada semacam pencitraan positif yang terbentuk.
Begitu juga sebaliknya, ketika ada jawaban yang kurang meyakinkan, kita jadi mikir, "Jangan-jangan mereka kurang aware sama masalah kita."
Debat menciptakan kesempatan emas bagi pemilih untuk melihat calon dari sisi lain yang mungkin tak terlihat di media sosial atau liputan sehari-hari.
Kita jadi bisa melihat bagaimana mereka berpikir secara spontan, bagaimana mereka bereaksi terhadap pertanyaan yang mungkin bikin keringet dingin. Jadi, bisa dibilang, debat itu kayak jendela ke dalam pikiran para calon.
Bukan Hanya Debat, tapi Gaya Bicara yang Mengena
Tapi, jangan lupa, Sobat Kompasianer, debat ini tak cuma soal jawaban-jawaban rasional dan kebijakan. Gaya bicara juga punya peran besar dalam membentuk persepsi kita terhadap para cawapres.
Gaya bicara yang lugas, santai, dan bisa nyambung sama kita, itu yang membuat kita merasa "dekat" dengan mereka.
Di sini, kita seringkali tak sadar kalau gaya bicara bisa jadi elemen yang sangat memengaruhi. Ada yang bisa bikin kita geleng-geleng kepala karena terlalu resmi, ada yang malah bikin kita senyum-senyum sendiri karena punya candaan yang ngena.
Jadi, sebetulnya, kita tak cuma memilih visi dan misi, tapi juga kayak memilih teman ngobrol yang asik.
Debat Sebagai Ajang Kritik dan Refleksi