Selain itu, si penelepon menghubungi saat makan siang. Saya selalu makan siang lebih cepat, sehingga bisa memberi makan kucing lebih awal juga. Tapi, kemarin siang, telepon itu datang sebelum pukul 13.00. Jadi, masih waktu makan siang.
Lalu, saya juga pernah menerima telepon melalui landline, bertahun lalu, ketika telepon rumah masih digunakan secara rutin. Sekarang sih, sudah teronggok begitu saja, meski masih membayar tagihan tiap bulan.
Ketika itu, saya ingat, sore hari, sekitar pukul 5. Tiba-tiba telepon berdering. Sesuai dengan etika bertelepon yang pernah saya baca, saya biarkan dering berbunyi tiga kali, barulah gagang telepon saya angkat.
“Halo, selamat sore…”
“Eh, itu beresin kerjaan dulu. Seenaknya ngacir ke rumah orang!”
WOW! Siapa pula ini? Tidak menjawab salam, tidak memperkenalkan diri, langsung nyolot.
“Mau bicara dengan siapa?”
Seketika itu juga, si penelepon, seorang ibu, menghentikan bicaranya.
“Ini rumah X?”
Terus terang, saya tak peduli dengan siapa dia ingin bicara.
“Bukan. Salah sambung, Bu.”