Tak bisa dipungkiri, selama 70 tahun dan 214 hari bertakhta di Kerajaan Inggris, Ratu Elizabeth II sudah menyaksikan banyak sekali perubahan. Di antaranya adalah pergantian Perdana Menteri Inggris.
Tercatat, ada 15 PM yang terpilih selama Elizabeth II menjadi ratu, mulai dari Winston Churchill hingga Margaret Thatcher, The Iron Lady. Beberapa ada yang lebih sulit untuk dihadapi dibanding lainnya.
Menurut CNN, meski percakapan pribadi dan politik tetap menjadi rahasia, namun interaksi mereka terekam dalam berbagai foto dan semua bisa menggambarkan bagaimana hubungan 15 PM itu dengan Sri Ratu.
Winston Churchill (1951-1955)
Winston Churchill sudah menjadi Perdana Menteri ketika Elizabeth menjadi Ratu Inggris pada 1952. Menurut CNN, Ratu Elizabeth II sangat terkagum-kagum pada Perdana Menteri pertamanya itu. Pernah sekali waktu Sri Ratu ditanya PM mana yang paling senang dijumpainya, Ratu menjawab: “Tentu saja Winston, sebab ia sangat menyenangkan."
Anthony Eden (1955-1957)
Ratu Elizabeth II menilai Anthony Eden sebagai pendengar yang simpatik. Event politik terbesar zaman PM Eden adalah krisis Terusan Suez. Selama krisis itu, Eden memastikan bahwa sangatlah penting untuk selalu memberi info terbaru kepada Ratu. Jadi, Eden pun membagi semua dokumen Suez kepada Ratu, pertama kalinya Ratu ditunjukkan dokumen rahasia pemerintahan.
Harold Macmillan (1957-1963)
Awalnya, Ratu menganggap Harold Macmillan sebagai sosok yang sulit untuk dihadapi, namun pada akhirnya mereka bisa saling mengerti. Ratu Elizabeth II percaya pada nasihat Macmillan – baik ketika Macmillan masih menjadi PM maupun setelah ia pensiun pada 1963.
Alec Douglas-Home (1963-1964)
Ratu sangat mengenal Douglas-Home, sebab sang PM adalah teman masa kecil ibunya, Elizabeth alias Ibu Suri. Selama satu tahun menjabat, Douglas-Home membantu Ratu memberi nama beberapa ekor kuda.
Harold Wilson (1964-1970, 1974-1976)
Harold Wilson, dengan latar belakang kelas menengah ke bawah, menjadi PM pertama dari Partai Buruh untuk Ratu. Wilson sering mangkir dari rapat tradisional, karena ia lebih senang membantu mencuci piring setelah acara barbekyu di Balmoral. Ratu menyukai kehadiran Wilson pada acara-acara informal. Bahkan, Ratu melanggar tradisi, ia mengundang Wilson untuk minum setelah pertemuan pertama. Itu bukan protokol kerajaan.
Edward Heath (1970-1974)
Hubungan Sri Ratu dengan Edward Heath sangat sulit, sebab pandangan mereka sangatlah berbeda. Sementara Ratu adalah Kepala dari negara-negara Commonwealth dan menurutnya itu sangat penting, Heath lebih memandang pentingnya integrasi ke Eropa.
James Callaghan (1976-1979)
James Callaghan akrab dengan ratu, namun ratu menegaskan bahwa ia bersikap ramah, dan tidak menawarkan persahabatan. Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Callaghan berbicara tentang sebuah momen di mana ia bertanya pendapat Ratu, sebab ia tidak bisa menentukan mana yang terbaik. Callaghan mengatakan Ratu hanya memandang padanya dan mengatakan: “Untuk itulah kamu dibayar.”
Margaret Thatcher (1979-1990)
Meski Margaret Thatcher dan Ratu berusia sebaya, namun Thatcher selalu menjaga hubungan mereka tetap formal dan terkenal kaku. The Iron Lady, demikian julukan untuk Thatcher, dilaporkan memiliki hubungan yang tegang dengan ratu setiap kali mereka melakukan rapat mingguan. Thatcher juga memandang kunjungan tahunan ke Balmoral hanya mengganggu tugasnya. Meski demikian, Thatcher mengatakan bahwa ia sangat respek pada Ratu dan menjadi PM dengan masa kerja terlama.
John Major (1990-1997)
John Major dan Ratu saling dukung selama Major menjadi PM. Mereka mengalami banyak krisis – Major dengan Perang Teluk dan krisis ekonomi, Ratu dengan kebakaran di Kastel Windsor dan masalah penikahan putranya, Charles, dan istrinya, Diana.
Tony Blair (1997-2007)
Blair menganggap Kerajaan Inggris sebagai institusi kuno dan berniat untuk membuatnya modern. Di bukunya, “A Journey”, Blair mengejek tradisi tahunan untuk mengunjungi Ratu di rumahnya, Balmoral. Blair menggambarkannya sebagai berikut: “Kombinasi yang sangat hidup antara menarik, tak nyata, dan sangat aneh. Kebudayaan itu sangat asing. Tentu saja, tidak semua anggota kerajaan sangat ramah.” Sementara itu, Ratu menilai hubungan Blair dengan Presiden AS, George W. Bush, kelewat ramah.
Gordon Brown (2007-2010)
Dipercaya bahwa Ratu memiliki hubungan yang dekat dengan Gordon Brown. Meski demikian, ternyata tak terlalu dekat, sampai-sampai Brown tak mendapat undangan ketika Pangeran William menikah. Kadang, Ratu sering menirukan aksen Skotlandia yang dimiliki Brown.
David Cameron (2010-2016)
Hubungan hangat adalah gambaran antara Ratu dengan David Cameron. Cameron bukan saja PM termuda semasa Ratu berkuasa, namun mereka juga punya hubungan darah. Cameron adalah keturunan langsung William IV, sehingga keduanya berhubungan sebagai sepupu. Sepupu jauh.
Theresa May (2016-2019)
Setelah David Cameron undur diri, Theresa May menjadi PM perempuan kedua di Inggris. Tidak banyak laporan tentang hubungan pribadi May dengan Ratu, namun keduanya memiliki rapot yang kuat selama tiga tahun May menjabat. Menurut May, dirinya menjadi PM adalah kehormatan terbesar.
Boris Johnson (2019-2022)
Boris Johnson selalu menganggap dirinya sebagai “monarchist” yang sangat menghargai Ratu. Namun, lebih dari satu kali kejadian terbukti bahwa Johson membuat posisi kerajaan sulit. Dua kali PM Johnson harus minta maaf kepada Ratu – yang pertama adalah soal pesta-pesta di Downing Street 10, rumah PM, saat malam kematian Pangeran Philip, juga ketika seluruh negeri sedang menghadapi pembatasan gerak gara-gara pandemi Covid-19. Permintaan maaf lainnya terjadi pada 2019, ketika Johnson secara tidak sopan meninggalkan rapat di Parlemen.
Liz Truss (2022-sekarang)
Jelas belum bisa digambarkan seperti apa hubungan Ratu dengan Liz Truss. Mereka baru bertemu pada 6 September 2022 dan pada 8 September 2022, Truss sudah harus mengumumkan kabar lelayu tentang wafatnya Ratu Elizabeth II. Namun, sebuah video ketika Mary Elizabeth Truss berusia 19 tahun, ketika itu masih menjadi anggota Liberal Democrat (sekarang Partai Konservatif), berkampanye untuk menghapus saja keluarga kerajaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H