“Saat ini pun tidak ada yang bisa melihatku, atau melihatmu. Tidak ada yang sadar bahwa kita sedang bercakap-cakap, sementara tubuhmu mendingin.”
Si pria setengah baya itu tiba-tiba teringat sesuatu.
“Apakah aku seorang ayah yang baik untuk anak-anakku dan seorang suami yang baik untuk istriku?”
“Bagaimana menurutmu? Jika kau orang yang tidak baik, tak mungkin aku muncul dengan wujud seperti ini. Istri dan anak-anakmu sedang duduk mengelilingimu saat ini.”
“Oh ya? Mengapa aku tak bisa melihat mereka saat ini?”
“Sebab, urusanmu dengan dunia sejenak lagi akan berakhir. Dan, itu juga berarti hubungan dengan keluargamu. Hanya saja, mereka yang masih bisa mengirimkan doa untukmu.”
“Aku lega. Maksudnya, dalam hal mereka mengirim doa untukku. Apa yang terjadi padaku setelah ini?”
“Aku tak tahu. Itu urusanmu dengan Sang Khalik.”
“Begitu. Tidak ada bocoran sedikit?”
“Tidak ada. Tugasku hanyalah membawamu menghadapNya. Itu saja.”
***