Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Percakapan Imajiner

25 Juli 2021   22:22 Diperbarui: 28 Juli 2021   01:27 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Benar. Kau sangat beruntung. Ada yang sangat tersiksa ketika pencabutan nyawa tengah berlangsung.”

“Mengapa para malaikat itu harus bekerja bergantian? Apakah sulit untuk mencabut nyawa?”

Eh, tubuhmu saat ini ibarat sebuah kantor yang sedang melakukan pemutusan hubungan kerja dengan semua pegawainya.”

“Aku tidak paham…”

“Begini, tubuh manusia terdiri dari jutaan sel. Iya, ‘kan?”

Pria setengah baya itu mengangguk.

“Nah, setiap sel itu harus diberi tahu bahwa sejak saat ini mereka tidak lagi bekerja. Masa kerja mereka sudah berhenti. Bayangkan memberi tahu hal itu kepada seluruh sel yang ada di kaki hingga lutut.”

Pria setengah baya itu sekali lagi mengangguk.

“Sangat masuk akal. Saya paham sekarang.”

“Ketahuilah, tidak ada satu pun hal yang tidak masuk akal jika itu berasal dari Allah SWT. Kau pikir dari mana istilah pemutusan hubungan kerja itu berasal?”

Si pria setengah baya tertawa. Mata Sang Maut bersinar senang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun