Mohon tunggu...
Muhammad Irsa Bagus
Muhammad Irsa Bagus Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 ARSITEKTUR | NIM 41221010002

Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG Universitas Mercu Buana Meruya Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gaya Kepemimpinan Aristotle

25 Oktober 2024   00:58 Diperbarui: 25 Oktober 2024   01:34 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Mengutamakan Keadilan dalam Pengambilan Keputusan

Keadilan Sebagai Prinsip Utama

Keadilan adalah salah satu kebajikan utama dalam filosofi Aristoteles. Pemimpin yang adil mempertimbangkan kepentingan semua pihak sebelum mengambil keputusan. Dalam konteks bisnis, keadilan dapat dilihat sebagai kemampuan untuk membuat keputusan yang tidak hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga mempertimbangkan kesejahteraan karyawan, pelanggan, dan masyarakat.

Implementasi Keadilan dalam Praktik

  • Proses Pengambilan Keputusan yang Transparan: Pemimpin harus memastikan bahwa proses pengambilan keputusan jelas dan terbuka. Ini melibatkan menjelaskan alasan di balik keputusan dan melibatkan anggota tim dalam diskusi.
  • Mendengarkan Masukan dari Berbagai Pihak: Sebelum membuat keputusan besar, pemimpin harus mengumpulkan masukan dari anggota tim dan pemangku kepentingan lainnya. Ini membantu memastikan bahwa semua perspektif dipertimbangkan.
  • Menetapkan Kriteria yang Jelas: Pemimpin harus memiliki kriteria yang jelas untuk pengambilan keputusan. Dengan cara ini, mereka dapat memastikan bahwa keputusan diambil berdasarkan pertimbangan yang objektif, bukan berdasarkan favoritisme atau bias pribadi.

Contoh Praktis

Ketika sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk melakukan PHK akibat penurunan pendapatan, seorang CEO dapat mengumpulkan masukan dari manajer dan karyawan tentang bagaimana cara terbaik untuk mengurangi biaya. Dia mungkin mempertimbangkan opsi seperti pengurangan jam kerja, pengurangan gaji sementara, atau pemotongan bonus sebelum memutuskan untuk mem-PHK karyawan. Dengan melakukan ini, dia menunjukkan bahwa dia menghargai masukan tim dan berusaha untuk membuat keputusan yang adil.

4. Menggunakan Phronesis dalam Pengambilan Keputusan

Phronesis dan Kebijaksanaan Praktis

Phronesis, atau kebijaksanaan praktis, adalah kemampuan untuk memahami situasi dan membuat keputusan yang tepat berdasarkan konteks. Dalam kepemimpinan, phronesis memungkinkan pemimpin untuk menyeimbangkan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang serta mempertimbangkan dampak dari setiap keputusan.

Strategi untuk Menerapkan Phronesis

  • Menganalisis Situasi dengan Cermat: Sebelum mengambil keputusan, pemimpin harus melakukan analisis situasi secara menyeluruh. Ini termasuk memahami dinamika tim, budaya organisasi, dan tren pasar.
  • Menggunakan Pengalaman Masa Lalu: Pemimpin dapat belajar dari keputusan yang diambil di masa lalu, baik oleh diri mereka sendiri maupun oleh pemimpin lain. Analisis kasus dapat membantu dalam mengidentifikasi pola dan hasil yang mungkin terjadi.
  • Berani Mengambil Risiko: Phronesis juga melibatkan kemampuan untuk mengambil risiko yang terukur. Pemimpin harus berani membuat keputusan yang mungkin tidak populer tetapi diperlukan untuk kemajuan jangka panjang.

Contoh Praktis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun