Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Pengalaman Kartu Kredit Dibobol: Yuk, Lindungi Data Pribadi Kita!

15 Juli 2024   13:02 Diperbarui: 15 Juli 2024   18:04 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: rupixen via unsplash.com

Saya tidak tahu apakah kejadian yang saya alami ini ada hubungannya dengan peretasan PDNS belum lama ini atau tidak. Tapi yang jelas, kejadian ini betul-betul menyadarkan saya bahwa data pribadi kita belum aman.

Memang serba salah jadinya di era serba digital sekarang ini, jaminan keamanan data pribadi (terutama data perbankan dan kartu kredit) justru masih rendah.

Padahal sekarang hampir seluruh transaksi keuangan bisa dilakukan hanya dari 1 genggaman tangan. Sebut saja transfer uang, pembayaran biaya/tagihan, top up uang elektronik, dan lainnya. Saya yakin kasus yang saya alami bukan hanya satu atau dua. Tapi sayangnya penyimpangan ini masih terus menerus terjadi.

Oleh sebab itu, mau tak mau, suka tidak suka, kita sendiri yang harus aware dengan keamanan data pribadi. Kejadian yang saya alami menunjukkan bahwa pentingnya jaga data perbankan pribadi kita.

Tips Sederhana Melindungi Data Perbankan Pribadi

Well, saya memang bukan pakar di bidang perlindungan data pribadi. Namun berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil dari membaca sekian banyak kasus pembobolan data pribadi terkait keuangan.

Berikut beberapa tips yang saya lakukan untuk melindungi data perbankan pribadi saya:

1. Tutup kode CVV kartu

Sejak kejadian di atas, saya menutup semua kode CVV pada kartu debit maupun kartu kredit saya. Paling tidak cara ini meminimalisir kemudahan bagi orang yang tidak bertanggung jawab dalam membaca dan mengingat kode CVV saat saya bertransaksi offline. Kode CVV biasanya menjadi verifikasi terakhir saat melakukan transaksi online.

Oleh sebab itu, penting sekali agar kode CVV ini tidak diketahui orang lain.

2. Selektif memilih aplikasi merchant online / e-commerce

Biasanya aplikasi online akan menyimpan data kartu debit/kredit yang kita masukkan saat transaksi pertama, termasuk kode CVV. Perlu diingat, ada beberapa merchant online yang tidak menerapkan verifikasi ganda seperti permintaan OTP, seperti merchant-merchant dari luar negeri. Jadi transaksi akan langsung berhasil begitu kode CVV dimasukkan. Sebisa mungkin jangan menggunakan aplikasi merchant online / e-commerce yang tidak meminta verifikasi ganda seperti OTP.

3. Jangan gunakan kartu debit untuk transaksi online

Sebisa mungkin jangan menggunakan kartu debit untuk transaksi online di aplikasi e-commerce. Jika data yang disalahgunakan adalah kartu kredit, masih memungkinkan bagi kita untuk mengajukan sanggahan atas transaksi yang tidak kita lakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun