Namun akan lebih sulit memperoleh pengembalian dana jika yang disalahgunakan ada data kartu debit yang langsung terhubung dengan data rekening.
4. Cek mutasi / history rekening secara berkala
Sebisa mungkin, selalu cek mutasi rekening / kartu kredit secara berkala untuk melihat apakah ada transaksi mencurigakan yang tidak kita lakukan.
Dengan mendeteksi lebih awal, maka pelaporan ke pihak bank juga bisa lebih cepat.
5. Mengaktifkan fitur notifikasi transaksi
Biasanya saat ini bank sudah menyediakan fitur notifikasi transaksi. Baik itu melalui pop up notification dari aplikasi, SMS, maupun email.
Sebisa mungkin aktifkan fitur tersebut, sehingga jika ada transaksi yang mencurigakan, kita bisa cepat ternotifikasi dan melakukan tindak lanjut sesegera mungkin.
6. Jangan membagikan dokumen/data pribadi sembarangan
Tanpa disadari, tren flexing di media sosial untuk mendapat pengakuan malah memberi kemudahan bagi pihak jahat di dunia maya untuk mencuri dan menggunakan data pribadi. Misal paspor, SIM, tiket pesawat, dan lainnya. Jangan sekali-kali membagikan data pribadi di media sosial apapun itu tujuannya.
7. RFID blocking wallet
Bagi yang sering bepergian ke luar negeri, tidak ada salahnya menggunakan dompet anti RFID untuk mencegah pencurian data pribadi. RFID (Radio Frequency Identification) adalah teknologi wireless yang memungkinkan untuk mengambil dan menyimpan data dari jarak jauh.
Bagaimana cara kerja RFID, pembaca bisa membacanya di sini. Yang pasti RFID wallet blocking ini cukup membantu untuk melindungi data pribadi dari dokumen-dokumen yang dilengkapi chip seperti paspor, kartu debit/kredit, hingga kartu e-money.
Semoga artikel singkat ini bermanfaat. Atau jika kompasianer sekalian punya pengalaman yang sama atau punya tips lain, share di kolom komentar ya!
Cherio!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H