Saya tidak tahu apakah kejadian yang saya alami ini ada hubungannya dengan peretasan PDNS belum lama ini atau tidak. Tapi yang jelas, kejadian ini betul-betul menyadarkan saya bahwa data pribadi kita belum aman.
Memang serba salah jadinya di era serba digital sekarang ini, jaminan keamanan data pribadi (terutama data perbankan dan kartu kredit) justru masih rendah.
Padahal sekarang hampir seluruh transaksi keuangan bisa dilakukan hanya dari 1 genggaman tangan. Sebut saja transfer uang, pembayaran biaya/tagihan, top up uang elektronik, dan lainnya. Saya yakin kasus yang saya alami bukan hanya satu atau dua. Tapi sayangnya penyimpangan ini masih terus menerus terjadi.
Oleh sebab itu, mau tak mau, suka tidak suka, kita sendiri yang harus aware dengan keamanan data pribadi. Kejadian yang saya alami menunjukkan bahwa pentingnya jaga data perbankan pribadi kita.
Tips Sederhana Melindungi Data Perbankan Pribadi
Well, saya memang bukan pakar di bidang perlindungan data pribadi. Namun berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil dari membaca sekian banyak kasus pembobolan data pribadi terkait keuangan.
Berikut beberapa tips yang saya lakukan untuk melindungi data perbankan pribadi saya:
1. Tutup kode CVV kartu
Sejak kejadian di atas, saya menutup semua kode CVV pada kartu debit maupun kartu kredit saya. Paling tidak cara ini meminimalisir kemudahan bagi orang yang tidak bertanggung jawab dalam membaca dan mengingat kode CVV saat saya bertransaksi offline. Kode CVV biasanya menjadi verifikasi terakhir saat melakukan transaksi online.
Oleh sebab itu, penting sekali agar kode CVV ini tidak diketahui orang lain.
2. Selektif memilih aplikasi merchant online / e-commerce
Biasanya aplikasi online akan menyimpan data kartu debit/kredit yang kita masukkan saat transaksi pertama, termasuk kode CVV. Perlu diingat, ada beberapa merchant online yang tidak menerapkan verifikasi ganda seperti permintaan OTP, seperti merchant-merchant dari luar negeri. Jadi transaksi akan langsung berhasil begitu kode CVV dimasukkan. Sebisa mungkin jangan menggunakan aplikasi merchant online / e-commerce yang tidak meminta verifikasi ganda seperti OTP.
3. Jangan gunakan kartu debit untuk transaksi online
Sebisa mungkin jangan menggunakan kartu debit untuk transaksi online di aplikasi e-commerce. Jika data yang disalahgunakan adalah kartu kredit, masih memungkinkan bagi kita untuk mengajukan sanggahan atas transaksi yang tidak kita lakukan.