Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Fenomena Quiet Quitting, Yay or Nay?

5 September 2022   07:00 Diperbarui: 5 September 2022   10:37 2525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namanya juga Quiet Quitting, seseorang melakukan gerakan mundur teratur dalam menjalankan pekerjaannya. 

Ada tanda-tanda downgrade di sini, tapi sebetulnya bukannya tidak dapat dideteksi sama sekali meski berlangsung secara diam-diam. 

Ada tanda-tanda yang sebetulnya bisa diamati, Ketika seorang pekerja melakukan Quiet Quitting seperti:

1. Menarik diri dari kehidupan sosial lingkungan kerja

Quiet Quitters pelan-pelan akan menarik diri dari kegiatan bersosialisasi di tempat kerjanya. Tidak selalu langsung berubah menjadi seseorang yang anti-sosial, tapi paling tidak mereka mulai mengurangi frekuensi sosialisasinya. Misal chit-chat dengan rekan sekantor di pantry, atau hang out setelah jam kerja. Hal ini terjadi karena menurut mereka hal tersebut tidak ada faedahnya.

2. Mengurangi partisipasi dalam event perusahaan

Beberapa perusahaan ada yang aktif mengadakan acara-acara yang tujuannya untuk training/pengembangan karyawan, maupun refreshing seperti acara gathering karyawan. 

Kegiatan ini bisa diadakan saat hari kerja atau di luar jam kerja, misal akhir minggu. Nah jika ada opsi, para Quiet Quitters ini memilih untuk tidak mengikuti acara atau kegiatan sejenis, terutama jika dilaksanakan di luar jam kantor.

3. Menolak lembur atau pekerjaan di luar jam kantor

Berkomitmen menyelesaikan pekerjaan adalah salah satu bentuk integritas seseorang dalam menjalani pekerjaannya. 

Jika pekerjaan sudah mendekati deadline, cara yang paling umum untuk menyelesaikannya adalah overtime atau bekerja lembur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun