Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Fenomena Quiet Quitting, Yay or Nay?

5 September 2022   07:00 Diperbarui: 5 September 2022   10:37 2525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi sebelum kita melakukan hal itu ada baiknya kita lebih dulu berintrospeksi. Apakah kita sudah mengerahkan usaha maksimal kita atau cuma sekadar ikut-ikutan tren. Dalam bekerja tentu tidak akan selalu mulus dan lancar, jadi kita perlu kegigihan dan ketekunan untuk bisa bertahan atau melompat lebih tinggi.

Memulihkan kondisi keuangan perusahaan pasca-pandemi memang bukan suatu hal yang mudah. Jadi sebelum tren Quiet Quitting ini berkembang semakin tidak terkendali, ada baiknya para pelaku usaha juga lebih jeli, peka, dan berempati terhadap kondisi karyawannya. 

Jika kedua pihak saling peduli, maka fenomena Quiet Quitting ini juga akan quiet disappear (diam-diam menghilang).

Cherio!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun