Ketika pasien sudah resisten terhadap antibiotik tertentu, maka ia harus mengganti jenis antibiotik lain ke golongan yang lebih tinggi. Dan jika hal tersebut terjadi terus menerus, maka nyawanya bisa saja terancam karena tidak ada lagi antibiotik yang mempan.
Risiko resistensi antibiotik akibat ketidakpatuhan juga semakin besar ketika pasien menerima pengobatan Anti-tuberculosis (dengan kombinasinya) dimana jangka waktu pengobatannya mencapai berbulan-bulan hingga tahunan.
5. Biaya Pengobatan Lebih Besar
Ketika pasien semakin sulit sembuh karena dosisnya perlu dinaikkan, obatnya perlu diganti, hingga frekuensinya perlu diperpanjang, sudah pasti biaya pengobatan juga akan semakin besar. Hal ini tentu akan memperberat tanggungan pasien (dan keluarganya).Â
Ya kalau si pasien tidak memiliki kondisi ekonomi yang lebih dari cukup. Bagaimana dengan mereka yang memiliki kondisi ekonomi pas-pasan?
Nah pembaca sekalian, apakah ada di antara kalian yang sering tidak patuh dalam meminum obat? Atau ada yang punya pengalaman serupa dengan orang-orang terdekat? Yuk lebih disiplin lagi.Â
Jangan sampai cuma gara-gara perkara sering lupa minum obat atau sembarangan menaikkan dosis obat yang diminum, malah jadi rugi sendiri. Malesin kan?
Cherio!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H