Lalu bagaimana dengan swamedikasi? Mengobati penyakit secara mandiri dengan membeli obat tanpa resep dokter hanya bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit-penyakit yang ringan seperti flu, demam, batuk, dan lainnya. Namun tentu saja jika sakit terus berlanjut atau terasa semakin parah dan mengganggu, langkah yang paling tepat adalah berobat ke dokter.
4. Ketidakmampuan Ekonomi
Dalam hal ketidakpatuhan pasien dalam pengobatan, faktor kondisi ekonomi tidak bisa kita kesampingkan. Kondisi masyarakat Indonesia yang masih banyak berada pada level menengah ke bawah, sangat memengaruhi kepatuhan mereka dalam pengobatan ketika menderita sakit.
Daripada beli obat yang tidak bisa mengenyangkan, banyak lebih mengutamakan menuntaskan rasa laparnya (dan keluarganya) lebih dulu. Kalau pembaca sekalian ada yang bekerja di saran pelayanan, pasti pernah menemukan pasien yang tidak mau menebus semua obatnya karena masalah biaya. Jangankan obat paten, menebus obat generik saja belum tentu mampu.
Risiko Akibat Ketidakpatuhan Pasien dalam Minum Obat
Saat dokter dan apoteker memberikan obat kepada pasiennya, hal yang paling penting adalah bahwa obat tersebut harus dalam regimen yang tepat. Tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat cara pemberian, dan tepat frekuensi. Tujuannya tak lain adalah supaya kesembuhan segera tercapai dan pasien dapat sehat kembali.
Oleh sebab itu disadari atau tidak, ketidakpatuhan pasien dalam mengonsumsi obatnya dapat menimbulkan risiko bagi kesehatannya sendiri. Apa saja itu?
1. Hati-hati dengan Obat Indeks Terapi Sempit
Tingkat keamanan suatu obat dapat diukur melalui Indeks Terapi Obat (Drug Therapeutic Index). Indeks Terapi Obat artinya perbandingan konsentrasi obat dalam darah yang memberikan 50% efek toksik pada manusia atau 50% letal (kematian) pada hewan coba terhadap konsentrasi obat dalam darah yang memberikan 50% efek terapi pada tubuh.
Jadi bagi beberapa orang, mungkin ada yang tidak terlalu bermasalah ketika ia melipatgandakan dosis obat yang diminumnya karena asumsinya sendiri, yakni supaya lebih cepat sembuh.Â
Bisa jadi hal itu karena tubuhnya memang memiliki toleransi yang baik terhadap obat, atau bisa juga karena obat yang diminumnya memiliki indeks terapi yang luas (High Therapy Index). Jadi obat tersebut mudah ditoleransi tubuh dalam berbagai dosis, misalnya Paracetamol.