"Farmasi itu apa sih? Kuliahnya ngapain aja? Susah gak? Bedanya sama kuliah kedokteran apa? Pas lulus kerjanya bakal jadi apa?".
Menjelang lulus kuliah (dan lebih sering lagi setelah lulus kuliah) saya sering mendapat pertanyaan semacam itu dari adik-adik (duh jadi berasa tua) yang sedang berada di ambang kelulusan dan galau memilih jurusan kuliah seperti saat-saat ini. Seperti contohnya salah satu adik sepupu saya yang sedang galau di antara tiga pilihan jurusan kuliah yang direkomendasikan oleh gurunya.
Bahkan kadang, justru orangtua mereka yang lebih getol tanya ini-itu pada saya. Saya pun bertanya-tanya, yang mau kuliah anaknya atau orangtuanya nih?
Jadi saya pun sampai pada kesimpulan bahwa rupanya masih banyak orang yang belum familiar dengan dunia perkuliahan farmasi. Well, mungkin mereka hanya tahu bahwa farmasi itu adalah dunia obat-obatan, so para lulusannya nanti pastinya jadi tukang obat. And I'll tell you that it is totally wrong!
Dunia Farmasi adalah Dunia Lintas Ilmu
Saya selalu mengatakan bahwa dunia perkuliahan farmasi adalah dunia lintas ilmu. Mengapa? Karena dalam mempelajari ilmu farmasi, kita juga akan mempelajari ilmu dari jurusan lain.
Misalnya, untuk memahami ilmu resep (farmasetika dan formulasi) kita juga mempelajari ilmu fisika-kimia untuk memahami sifat-sifat suatu zat kimia. Mana zat yang bisa dicampur, mana yang tidak.Â
Selain itu, untuk mempelajari bagaimana cara obat bekerja dalam tubuh (farmakologi), kita juga harus memahami ilmu anatomi dan fisiologi manusia yang juga dipelajari dalam ilmu kedokteran.Â
Kemudian untuk mempelajari tentang tanaman obat (farmakognosi), kita juga haru mempelajari morfologi, anatomi dan fisiologi tumbuhan yang dipelajari dalam ilmu Botani.Â
Untuk memahami cara pengukuran kadar obat, kita juga mempelajari tentang titrasi yang dipelajari dalam ilmu sains kimia. Dan untuk memahami jenis bakteri dan parasit penyebab penyakit, kita juga mempelajari ilmu mikrobiologi yang dipelajari dalam ilmu sains biologi.Â