Idealnya sih, kursi itu tetap dibiarkan kosong. Tapi kalau mau digunakan (oleh yang tidak berhak) juga tidak apa-apa, namun sebaiknya jangan lantas (pura-pura) tidur supaya ketika nanti ada penumpang prioritas, harus siap berdiri dan memberikan kursi tersebut tanpa harus diteriakkin dulu.
Ngobrol boleh, tapi jangan berisik
Kadang untuk menghilangkan penat saat kemacetan atau ketika berdesakan, kita mengobrol dengan teman. Tapi apa jadinya ketika serombongan orang mengobrol dan tertawa-tawa dengan suara keras secara bersamaan? ANNOYING!
Kalau yang macam begini sudah tiga kali saya temui saat menggunakan KRL jurusan Bogor-Jakarta Kota di pagi hari. Serombongan ibu-ibu dan bapak-bapak yang tampaknya sudah menjadi pengguna rutin kereta jurusan tersebut, naik entah dari stasiun mana saja, kemudian berkumpul di satu gerbong sesuai informasi teman mereka yang sudah naik duluan.Â
Jadi semacam genk commuter gitu. Saat semua anggota sudah berkumpul (jumlahnya mungkin sekitar sepuluh orang), mereka membagi-bagikan camilan sarapan seperti gorengan, lontong atau kue. Padahal sudah jelas ada aturan dilarang makan dan minum.
Sambil makan, mereka mengobrol dan tertawa keras-keras (karena jumlah mereka banyak dan terhalang oleh penumpang lain yang sedang berdesakkan). Terbayang dong berisiknya suasana dengan obrolan dari orang sebanyak itu?
Pahami aturan bereskalator
Pernah dengar aturan di negara lain bahwa, saat menggunakan eskalator, satu sisi untuk berdiam dan sisi lainnya untuk berjalan/mendahului?