Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hal Sepele tetapi Penting untuk Diingat Saat Menggunakan Transportasi Umum

29 Oktober 2018   19:05 Diperbarui: 31 Oktober 2018   17:10 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: jpninfo.com
Ilustrasi: jpninfo.com
Lalu bagaimana kalau saat itu kursi yang tersisa hanyalah kursi prioritas padahal tidak ada penumpang prioritasnya?

Idealnya sih, kursi itu tetap dibiarkan kosong. Tapi kalau mau digunakan (oleh yang tidak berhak) juga tidak apa-apa, namun sebaiknya jangan lantas (pura-pura) tidur supaya ketika nanti ada penumpang prioritas, harus siap berdiri dan memberikan kursi tersebut tanpa harus diteriakkin dulu.

Ngobrol boleh, tapi jangan berisik

Kadang untuk menghilangkan penat saat kemacetan atau ketika berdesakan, kita mengobrol dengan teman. Tapi apa jadinya ketika serombongan orang mengobrol dan tertawa-tawa dengan suara keras secara bersamaan? ANNOYING!

Kalau yang macam begini sudah tiga kali saya temui saat menggunakan KRL jurusan Bogor-Jakarta Kota di pagi hari. Serombongan ibu-ibu dan bapak-bapak yang tampaknya sudah menjadi pengguna rutin kereta jurusan tersebut, naik entah dari stasiun mana saja, kemudian berkumpul di satu gerbong sesuai informasi teman mereka yang sudah naik duluan. 

Jadi semacam genk commuter gitu. Saat semua anggota sudah berkumpul (jumlahnya mungkin sekitar sepuluh orang), mereka membagi-bagikan camilan sarapan seperti gorengan, lontong atau kue. Padahal sudah jelas ada aturan dilarang makan dan minum.

Sambil makan, mereka mengobrol dan tertawa keras-keras (karena jumlah mereka banyak dan terhalang oleh penumpang lain yang sedang berdesakkan). Terbayang dong berisiknya suasana dengan obrolan dari orang sebanyak itu?

Ilustrasi: colourbox.com
Ilustrasi: colourbox.com
Beberapa orang (termasuk saya) akhirnya hanya bisa melirik dan memandang mereka dengan tatapan kesal karena merasa terganggu, terutama yang sedang tidur. Maklum karena kereta pagi, biasanya beberapa penggunanya memanfaatkan waktu perjalanan untuk tidur. Tapi ya mau bagaimana lagi, tidak ada larangan berbicara atau tertawa keras-keras juga. Meski begitu, seharusnya hal ini bisa menjadi semacam aturan tidak tertulis demi kenyamanan bersama.

Pahami aturan bereskalator

Pernah dengar aturan di negara lain bahwa, saat menggunakan eskalator, satu sisi untuk berdiam dan sisi lainnya untuk berjalan/mendahului?

Ilustrasi: wheninmanila.com
Ilustrasi: wheninmanila.com
Kalau di Indonesia (terutama di Jakarta), tampaknya aturan ini belum dilaksanakan. Meski begitu ada beberapa stasiun kereta di Jakarta (terutama yang menyediakan fasilitas eskalator), sudah mensosialisasikan aturan bereskalator tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun