"Halo." Wawan mengangkat telepon.
"Kamu dari mana aja. Ibukmu meninggal."
***
Perasaan tak karuan menghujam dadanya. Seketika membuatnya bangkit dan bergegas turun gunung. Ia tak peduli lukisannya masih terpampang, tas tendanya tergeletak. Perlengkapan kemahnya sudah hilang dari pikirannya. Wawan menuruni gunung, praktis hanya gawai yang ia bawa. Semuanya ia tinggal di atas sana. Tidak penting. Yang terpenting adalah Ibuk.Â
Wawan harus segera bertemu Ibuk.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI