Mohon tunggu...
M. Irham Jauhari
M. Irham Jauhari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pendiri Terapifobia.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Senja Selalu Menepati Janji

29 April 2023   02:16 Diperbarui: 29 April 2023   08:22 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia bangkit dari duduknya. Membanting kuas di tangannya. Lalu menghempaskan tubuhnya ke Bumi. Dan termenung.

Senja telah datang dengan ketenangan. Angin memeluk tubuhnya yang membara dibakar dendam. Kata-kata Ibuk memang benar tapi menyakitkan. Mengingat Budi dan kesuksesannya. Mengingat Karno dengan kemapanannya. Mengingat Friska dengan usaha butiknya yang maju pesat.

Lalu mengingat galerinya yang hampir tidak pernah dikunjungi orang. 

Ingin sekali ia tidak peduli dengan keberhasilan orang-orang itu, teman-temannya, yang dulu berangkat sekolah bersama dari SD sampai SMA. Berasal dari tempat yang sama. Sekolah yang sama persis. Namun, perjalanan yang berbeda. 

Wawan berbantal kedua tangannya memandang langit senja. Kemarahannya telah ia tumpahkan pada lukisan. Namun senja, telah melukiskan wajah ibunya. Wawan tak bisa berkata-kata. Ia berpaling, matanya terpejam, tumpahlah air mata yang ia tahan.

Ia sendirian. Selalu. Karena cara inilah ia memperoleh inspirasi, ketenangan untuk melukis.

Air mata itu bukan soal menyesal telah memilih jalan sebagai seniman. Terkadang air mata adalah cara yang tepat untuk berhenti berkata-kata dan melepas semua beban. Setegar apapun manusia di muka Bumi. Air matanya adalah kejujuran.

Memang pahit hidup ini. Passion tidak serta merta membuat orang bahagia. Pada momen tertentu. Orang ingin berhenti berambisi dan menjalani hidup tanpa tuntutan apapun.

***

Senja belum selesai. Air mata itu mengantarnya pada mimpi indah. Hingga tengah malam, gawainya bergetar membangunkannya.

Drrrrt. Drrrrt. Drrrrt.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun