4. Baiting
Serangan ini melibatkan penawaran palsu atau umpan untuk menarik korban agar mengklik tautan atau mengunduh file berbahaya.Â
Misalnya, USB drive palsu yang ditempatkan di tempat umum dengan label menarik, sehingga orang yang menemukan USB tersebut akan menyambungkannya ke komputer mereka, tanpa menyadari bahwa itu adalah alat untuk serangan.
5. Pretexting
Pretexting melibatkan penciptaan cerita atau alasan palsu untuk mendapatkan informasi dari korban. Ini bisa berupa menyamar sebagai seseorang yang memiliki otoritas atau alasan tertentu yang meyakinkan agar korban memberikan informasi yang diminta.
6. Quid Pro Quo
Serangan ini melibatkan pertukaran atau janji sesuatu sebagai imbalan atas informasi yang diminta. Sebagai contoh, penyerang bisa menjanjikan layanan teknis atau bantuan, namun dalam kenyataannya, mereka mengincar informasi pribadi korban.
7. Tailgating
Dalam Tailgating, penyerang berusaha untuk masuk ke dalam area terbatas atau gedung dengan cara mengikuti seseorang yang sah tanpa otorisasi. Mereka memanfaatkan kesempatan saat seseorang membuka pintu atau memasuki area yang terkunci untuk masuk bersama.
8. Watering Hole Attacks
Serangan ini melibatkan penyerangan situs web yang sering dikunjungi oleh target mereka. Penyerang menyusupkan malware ke dalam situs-situs ini untuk menargetkan pengunjung yang tidak curiga.
9. Social Media Phishing
Penyerang menggunakan platform media sosial untuk mendapatkan informasi pribadi tentang korban, lalu memanfaatkannya dalam serangan lain seperti Phishing atau Spear Phishing.Â
Mereka bisa menggunakan informasi yang terpampang di profil pengguna untuk membangun kepercayaan dan mengarahkan serangan.
10. Impersonation
Serangan ini melibatkan penyamaran sebagai seseorang yang sah atau memiliki otoritas. Penyerang bisa menyamar sebagai staf IT, atasan, atau figur otoritatif lainnya untuk meminta informasi sensitif atau akses ke sistem.
Setiap jenis serangan Social Engineering dirancang untuk memanipulasi kepercayaan, kurangnya pengetahuan, atau emosi korban. Kombinasi strategi ini menjadikan serangan ini sangat efektif dalam memperoleh akses yang diinginkan atau mencuri informasi sensitif.Â
Oleh karena itu, kesadaran akan berbagai macam serangan Social Engineering menjadi kunci dalam mencegah kerugian yang diakibatkan oleh serangan ini.