Pemain muda terbaik Turki seperti Caglar Soyuncu, Ozan Kabak, hingga Cengiz Under lebih memilih hijrah lebih cepat ke kompetisi liga negara lain karena kurangnya kesempatan bermain di negaranya sendiri. Dampaknya, prestasi kontestan Super Lig di kancah Eropa memburuk.
Dilansir dari Daily Sabah (11/12/2020), dengan gugurnya Istanbul Basaksehir dan Sivasspor di babak grup Liga Champions dan Liga Europa musim ini, kontestan Super Lig dipastikan tidak akan mendapat jatah tiket langsung ke babak grup kompetisi UEFA per musim ini. Tentu saja ini sinyal buruk bagi klub-klub Turki yang bisa makin sulit menyaingi klub top Eropa dan mendapat keuntungan finansial dari kompetisi UEFA.
Untuk Fenerbahce, mereka bisa sedikit berharap tuah dari sisa-sisa magis Mesut Ozil untuk memenangi liga dan lolos ke Liga Champions (lagi) walaupun lewat jalur kualifikasi. Semoga saja langkah Fenerbahce merekrut Mesut Ozil bukan sekadar memberi tempat kepada playmaker 32 tahun itu, tetapi juga demi memperbaiki prestasi klub.
Mendatangkan pemain top seperti Mesut Ozil memang perlu dilakukan oleh liga seperti Super Lig untuk menaikkan taraf kompetisinya. Namun, mereka juga perlu mempertimbangkan agar pemain muda negaranya sendiri tidak tergeser oleh para pemain asing yang datang.
Sekian.Â
@IrfanPras
Referensi: Sportskeeda, IFFHS, UEFA, VivaGoal, Marca, Givemesport, Daily Sabah, Middle East Eye.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H