Pertama, bagi masyarakat yang sakit, merasa sakit, atau kurang enak badan dilarang ke masjid. Bagi lansia dan anak kecil juga disarankan ibadah di rumah saja. Nah, ini sama kan dengan edaran kemenag?
Namun pihak takmir tak melarang jamaah yang sudah hadir. Alasannya masjid/musala/langgar/surau itu kan rumahnya Allah dan Allah tidak melarang siapaun untuk berkunjung bukan?Â
Malah kita sebagai umatNya diperintahkan untuk sering mampir. Maka takmir masjid tak pernah melarang siapaun untuk berjamaah di masjid, tapi apabila ada anak-anak atau lansia pihak takmir akan memberi peringatan.
Kedua, membawa alat solat sendiri. Tak ada pinjam meminjam alat salat termasuk sajadah. Semua wajib membawa sajadah. Ketiga, memulai salat jamaah di awal waktu. Ketika alarm tanda masuk waktu salat berbunyi, muazin akan langsung azan. Lalu 10 menit kemudian sudah iqomah, mengikuti timer pada jam digital.
Ketiga langkah sederhana ini akhirnya menjadikan masjid aman. Jamaah yang hadir menjadi terkontrol. Akhirnya hanya warga sekitar saja yang memang sudah rutin berjamaah yang hadir.
Pun sama ketika ramadan kemarin. Jamaah musiman yang hadir dari berbagai daerah akhirnya tertinggal dan memunculkan salat jamaah gelombang kedua dengan sendirinya. Apa yang dilakukan oleh takmir Masjid Al-Ikhlas dan warga sekitar tersebut didasarkan pada sosialisasi yang persuasif bukan paksaan.
Jadi apabila mau salat berjamaah ya monggo mau tetap di rumah sampai pandemi hilang juga tak apa. Tak ada hukuman juga bagi mereka yang melanggar. Sebagai info, pihak takmir masjid melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar juga dari mulut ke mulut secara langsung dan tatap muka jadi ada rasa kekeluargaan juga disitu.
Langkah sosialisai yang persuasif, himbauan dan pengertian tersebut disampaikan dengan baik-baik sehingga tak ada yang tersinggung dan ketakutan. Kini setelah diterapkan aturan resmi dari kemenag, pihak takmir bahkan memberi masker gratis kepada jamaah yang lupa memakai masker ke masjid.Â
Hal ini juga terjadi pada Jumat kemain. Tentu awalnya ditanya dulu dan diberi peringatan baru setelah itu diberi masker gratis.
Nah, kunci sukses terbesar masjid Al-Ikhlas ini bukan hanya pada takmirnya saja namun pada jamaah masjidnya juga. Mawas diri, itulah kuncinya. Seperti yang sudah dijelaskan tak ada paksaan semuanya berupa himbauan dan pengertian yang disampaikan secara persuasif.
Jadi semua kembali kepada para jamaah. Alhamdulillah dengan langkah sosialiasi yang tepat jamaah yang hadir bisa patuh dan sadar diri. Kalau sakit tak datang. Kalau dari luar bersih-bersih dulu. Dan berpakaian yang bersih dan sopan. Ini penting, pakailah pakaian terbaik ketika salat, malu sama Allah.