Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bagi Kami, Keraton Agung Sejagat adalah Pahlawan!

23 Januari 2020   09:18 Diperbarui: 23 Januari 2020   17:08 4559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raja dan ratu kerajaan fiktif, Keraton Agung Sejagat di Kabupaten Purworejo. (sumber: regional.kompas.com)

Kemarin sempat mampir ke eks Keraton Agung Sejagat ini, ternyata ramenya minta ampun, sudah mirip tempat wisata. Sepertinya bagus juga jika kelak jadi destinasi wisata dg polesan-polesan event budaya yg menarik. Menurutmu gimana? pic.twitter.com/FN6gmkEWQM— Ganjar Pranowo (@ganjarpranowo) January 22, 2020

Di akun twitternya, Ganjar melihat potensi pariwisata di bekas lokasi kerajaan fiktif itu. Nah sama persis kan. Coba deh bayangkan, angkap saja lokasi tersebut dinamai "Wisata Keraja-rajaan" atau sejenisnya, pasti bakal laku. 

Ya walaupun mungkin ramainya hanya ketika viral saja, namun lokasi keraton fiktif yang tengah ditelusuri izin dan kepemilikannya itu bisa saja dimanfaatkan untuk lokasi pasar malam atau untuk event bulanan dan tahunan. Wah sungguh solutif sekali bukan, hehe.

Saya iseng coba cek lokasi keraton agung sejagat di Google Maps. Ya ampun, ternyata sudah ada di Maps. Dan siapa coba orang iseng yang mendaftarkan Keraton Agung Sejagat sebagai museum?

Sudah ada dong alamatnya di google maps!. (sumber: DOKPRI)
Sudah ada dong alamatnya di google maps!. (sumber: DOKPRI)
Saya pribadi tak ingin ambil pusing memikirkan asal-usul, latar belakang, hingga motif dan tujuan Keraton Agung Sejagat berdiri. Intinya sudah banyak pihak yang turun tangan menuntaskan kasus tersebut. Bagi saya tak perlu dipikirkan terlalu serius apa yang dilakukan Totok dan Fanni.

Justru yang perlu dipedulikan adalah mereka yang bisa-bisanya ketularan halu dan rela menjadi pengikut keraton. Ada indikasi penipuan di balik berdirinya Keraton Agung Sejagat yang menunjukkan ada pihak yang dirugikan. 

Justru mereka itulah yang perlu ditangani dan harus ada langkah nyata untuk mencegah kejadian serupa. Pemahaman kepada masyarakat utamanya masyarakat menengah ke bawah juga perlu ditingkatkan.

Pokoknya, viralnya Keraton Agung Sejagat ternyata juga membawa dampak positif kepada Purworejo. Ya, walaupun namanya jadi tercoreng dan membuat resah, tapi nama Purworejo menjadi terangkat dan memperoleh perhatian secara nasional.

Selain itu, lokasi peninggalan keraton justru memiliki potensi yang bisa dimanfaatkan masyarakat desa Pogung. Seperti kata Pak Gubernur, terlanjur viral dan terlanjur ramai. 

Masa iya tidak dimanfaatkan untuk menambah penghasilan desa? Masa bodoh soal etika kepada pelaku (Totok dan Fanni), toh mereka melakukan penipuan, anggap saja ini hukuman atas aset fiktif mereka hehe.

Akhir kata penulis meminta kepada semua pihak yang membaca tulisan ini, tolonglah, tolong, berhenti mem-bully saya, hehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun