Ya, untuk urusan ini saya mengapresiasi langkah cepat Disdukcapil, Kapolres, Bupati, dan pejabat di Purworejo yang menindaklanjuti adanya laporan kerajaan fiktif di Desa Pogung itu.Â
Akhirnya di hasil rapat para pejabat itu diketahui bahwa Purworejo hanyalah korban. Pasalnya si raja abal-abal ternyata pernah melakukan hal serupa di daerah lain (Jogja kalau tidak salah) namun tidak laku. Oleh karenanya berpindah ke Purworejo dan menjadikannya sebagai markas. Duhh malang sekali nasib kabupatenku.
Itu dampak negatifnya, tapi ada juga dampak positifnya. Saya pribadi mungkin harus berterima kasih kepada Sinuhun Totok dan Ratu Fanny. Berkat halusinasinya, nama Kabupaten Purworejo menjadi terangkat, hehe. Selain tercoreng tapi juga terkenal, loh lucu kan. Â
Sebagai anak rantau, saya tak perlu susah payah mengenalkan dan menjelaskan letak Kabupaten Purworejo di perpetaan Indonesia haha.
Kini tak perlu repot lagi menjawab pertanyaan "Purworejo mananya Magelang?", "Sebelah mananya Jogja?", cukup sebut Keraton Agung Sejagat orang pasti mengenalnya. Apakah dengan ini Keraton Agung Sejagat bisa disebut pahlawan anak rantau Purworejo?
Bupati Purworejo, Agus Bastian bahkan pernah menyatakan bahwa kemunculan Keraton Agung Sejagat membawa dampak yang baik pagi masyarakat sekitar.Â
Tahukah pembaca bahwa peninggalan lokasi kerajaan fiktif itu kini banyak dikunjungi warga lokal maupun luar daerah. Ya namanya juga orang Indonesia, selalu ingin tahu dan lihat langsung hal-hal yang lagi viral.
Kedatangan masyarakat itu dibarengi dengan kedatangan pedagang yang mendirikan lapak dagangannya di sekitar TKP. Akhirnya lokasi tersebut berubah menjadi wisata dadakan.Â
Jika dilihat dari sisi pariwisata, jelas menambah penghasilan masyarakat sekitar. Alasan itulah yang membuat Bapak Bupati berterima kasih sekaligus melihat potensi dijadikannya lokasi keraton agung sejagat sebagai destinasi wisata baru.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo juga mengutarakan hal senada. Beliau tak mau ambil pusing. Ganjar yang memiliki orang tua di Purworejo juga mengutarakan bahwa tak ada keraton resmi yang berdiri di sana sejak dulu. Toh juga kasus tersebut sudah ditangani Polres hingga Polda Jateng.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!