Bagaimana, apakah menurut anda menerima buku gratis ini menguntungkan atau merugikan? Untuk jawabannya saya serahkan kepada anda. Tetapi perlu diingat jika anda memutuskan untuk mendapatkan buku ini, jangan terlalu ber ekspektasi tinggi dengan isi buku yang akan anda dapat nantinya.
7) Selalu Berbicara Tentang Mentor
Sama halnya dengan poin diatas, makna dari mentor seolah di pelintir oleh mereka. Kata-kata mentor dirangkai sedemikian rupa sehingga membuat anda memiliki persepsi bahwa jika anda ingin sukses maka anda memerlukan mentor, dan mentor yang anda butuhkan adalah sang "Fake Guru" tersebut.
Diluar dari itu sebenarnya sebutan mentor sendiri memiliki arti yang sangat positif, karena mentor merupakan orang yang sudah ahli dibidangnya serta telah mencapai kesuksesan yang anda idam-idamkan. Dan mentor akan bersedia untuk membimbing anda menuju kesuksesan yang sama.Â
Tetapi coba pikirkan kembali, apakah jika anda sudah sukses dan memiliki ilmu dari proses yang berat akan dengan begitu mudah memberikan rahasia anda kepada orang asing? Ataukah anda hanyak akan membaginya kepada anak keturunan, sanak saudara, atau mungkin kenalan baik yang anda miliki saja?
Belum lagi waktu dan tenaga yang diperlukan untuk membimbing seseorang tidaklah sedikit, anda perlu untuk mengambil waktu anda yang berharga dan memberikannya kepada orang lain. Dan apakah efektif apabila seorang mentor harus mengawasi puluhan ratusan atau bahkan ribuan orang? Untuk sekedar mengajar mungkin masih memungkinkan tetapi kalau untuk menjadi seorang mentor rasanya akan sangat sangat sulit.
Jadi itu merupakan tujuh ciri-ciri dari seorang "Fake Guru" yang perlu anda perhatikan. Dengan mengerti dan memahami ciri-ciri diatas, diharap anda dapat lebih mudah untuk menghindari umpan-umpan yang mereka suguhkan di social media.Â
Artikel ini dibuat dengan tujuan untuk membantu anda terhindar dari jeratan "Fake Guru" yang dapat cukup menguras waktu dan biaya. Â Dengan kemampuan mendeteksi dan menghindari para penjual mimpi ini saya harap anda dapat lebih fokus kepada mimpi yang benar-benar ingin dicapai di masa depan nantinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H