Mohon tunggu...
Irfan Hamonangan Tarihoran
Irfan Hamonangan Tarihoran Mohon Tunggu... Penulis - Dosen

Menulis karya fiksi dan mengkaji fenomena bahasa memunculkan kenikmatan tersendiri apalagi jika tulisan itu mampu berkontribusi pada peningkatan literasi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Ditolak di Negeri Para Guru

7 Januari 2025   20:09 Diperbarui: 7 Januari 2025   20:09 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Tak usah bicara. Aku sudah tahu apa maksudmu.”

“Kok...?”

“Kau mau tahu kenapa? Aku sudah belajar sekian tahun untuk menjadi pencuri tapi belum mendapatkan jurus untuk menyamar. Nyatanya aku selalu ketahuan.

“Kenapa kau tidak bergabung dengan orang-orang lain di sana? Bukankah disini orang-orang ingin belajar?” ucapku sok bijak.

“Mereka sudah mahir. Mereka sudah bisa berbagi ilmu.”

Mereka memang siapa?

“Pembunuh.”

Badanku gemetar ketakutan. Kulihat wajah-wajah orang yang berkumpul itu. Semua tertawa lepas dan melempar senyum pada siapapun.

“Terus, siapa yang ada di gerbang tadi?”

“Dia penipu.”

Aku kaget. Mataku mencari-cari lelaki di gerbang tadi. Kukejar tapi tidak kelihatan lagi. Dia sudah pergi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun